Rabu, 29 Juli 2020

Asmak itu apa?




Asmak berasal dari bahasa arab, ismun yang berarti kata benda. Asmak adalah jama' dari ismun. Secara bahasa, asmak dapat secara umum diartikan nama - nama. Entah itu nama benda, nama hewan, nama tumbuhan, dan nama - nama lainnya bahkan nama manusia. Namun, dalam literatur al-Qur'an, asmak ini menjadi begitu istimewa, mengapa? Karena Nabi Adam 'Alaihissalam, nenek moyang seluruh manusia dikatakan lebih unggul dari malaikat sebab beliau menguasai asmak. Dan inilah syarat menjadi khalifah, wakil Allah di muka bumi harus paham apa itu asmak, tahu nama - nama segala sesuatu. Ini tanah, ini air, ini udara, ini apa itu apa dan sebagainya.

Nabi Adam 'Alaihissalam secara intelektual spiritual memiliki ruh yang berpotensi untuk menerima asmak ini secara langsung dari Allah. Itu bedanya dengan para malaikat yang tidak tahu apa itu asmak. Malaikat memiliki ruh juga, namun jenis ruhnya bukan ruh untuk menerima 'instalasi' asmak yang berasal dari Allah.

Allah Azza Wa Jalla berfirman:

وعلم آدم الأسماء كلها ثم عرضهم على الملائكة فقال أنبؤوني بأسماء هؤلاء إن كنتم صادقين. قالوا سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم

Dan Allah mengajarkan seluruh asmak (instalasi) kemudian menampakannya kepada para malaikat. Hingga Allah bertanya pada para malaikat, 'Tunjukkanlah kepada-Ku, seluruh asmak (yang kuajarkan pada Adam tadi) jika kalian memang golongan yang benar." (Karena di ayat 30 surat al-Baqarah para malaikat tidak setuju dengan adanya manusia sebagai -khalifah/wakil Allah- di muka bumi).

Maka, para malaikat pun menjawab:

"Maha suci Engkau Ya Allah, tiada pengetahuan yang kami punya melainkan itu berasal dari Engkau"

(al-Baqarah 31 - 32)

 Pembahasan mengenai asmak dalam literatur sufi cukup mendalam dan luas, intinya, pemilik asmak sejati itu hanyalah Allah Yang Maha Kuasa, sebagaimana firman Allah Azza Wa Jalla, di surat al-An'am ayat 180.

"Milik Allah-lah asmak al-husna itu maka memohonlah pada-Nya (melalui asmak itu). Dan tinggalkanlah orang orang yang menyimpang dalam menggunakan asmak itu. Kami akan membalas apa yang telah mereka perbuat."

 Melalui ayat ini, bisa kita ambil kesimpulan bahwa pengguna asmak terbagi menjadi dua kubu: lurus dan menyimpang. Bukan tugas kita menghakimi mereka. Karena itu urusan Allah apakah hendak mengampuni atau justru membalas penyimpangan mereka. Cukuplah Allah sebagai saksi.

Bagi kita, seorang muslim, perlu tahu ada sebuah ayat dalam kitab suci al-Qur'an yang mengandung banyak asmak, yaitu surat al-An'am ayat 180.

“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(QS. Al-Hasyr [59]: 21-24)

Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
081237733986

Hizib itu apa?


Hizib itu artinya himpunan. Ratib artinya susunan. Hizib bisa berarti himpunan orang atau suatu kelompok. Dalam literatur islam, hizib itu ada dua jenis yaitu hizbullah dan hizbus syaithon. Dalam kajian Al-Qur'an, kitab suci al-Qur'an terbagi menjadi 30 juz, yang mana setiap juz ini berisi 2 hizib. Maka, kitab suci al-Qur'an itu terdiri dari 60 hizib. Dan 1 hizib itu setara dengan ½ juz al-Qur'an.

Namun, dalam literatur sufi, hizib lebih mengarah pada untaian do'a. Suatu baca'an yang berbentuk himpunan ayat, do'a dari hadis, nama - nama Allah (asma'ul husna/asmak), atau ijtihad do'a dari penghimpunnya, dan diyakini ijtihad tersebut berasal dari ilham yang diterima penghimpunnya (wali Allah) untuk dicantumkan dalam hizib tersebut. Ilham tersebut bisa berupa mimpi bertemu para nabi alaihimussalam, para wali Allah yang telah wafat atau berada di tempat lain, atau berupa kasyaf dan futuh yaitu berupa pengalaman spiritual berjumpa dengan al-Haq, realitas sejati yang tidak bisa diterjemahkan dengan ungkapan bahasa.

Hizib dalam sudut pandang sufi ini boleh diamalkan jika ada ijazah/sertifikat resmi (surat izin) dari sang mujiz (pemberi ijazah). 

Untuk apa ada ijazah?

1. Mengetahui kesiapan penerima ijazah
2. Mengetahui adab dan tata cara amalan
3. Mengetahui silsilah ilmu (sanad)
4. Mengetahui asror di dalamnya
5. Mendapatkan faidh (limpahan cahaya/bimbingan ruhani) dari shohibul hizib
6. Mengetahui pantangan, resiko, dan fadhilah jika memang ada
7. Meluruskan tujuan agar tidak tersesat

Diantara tujuan yang lurus dalam mengamalkan hizib berdasarkan maqom ruhani yang ada diantaranya:

- Kategori Arif billah:
1. Tulus karena Allah
- Kategori Para Majdzub:
2. Istiqomah
3. Tamkin
4. Nur
5. Akal
- Kategori Para Salik:
6. Wushul
7. Hidayah
- Ketegori Para Murid:
8. Ampunan
9. Tawadhu'
- Kategori Tilmidz:
10. Hajat

Semoga yang sedikit ini bermanfaat..
Dan semoga Allah Yang Maha Menjaga, senantiasa menjaga kita di dunia dan di akhirat.

Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
081237733986

Shalawat Muhtaj - Sholawat Berakhiran Huruf Jim


Suatu hari saat mengalami kesempitan, tiba tiba teringat salah satu shalawat yang diajarkan guru kami, syaikh Yusri dan kami coba cari terjemahannya di internet. Aneh, tidak ada. Baru saat kami cari melalui keyword "arab", baru kami tahu bahwa shalawat muhtaj merupakan amalan para ulama kibar/ilmuwan senior. Wajar saja.

Dari segi makna, sangat indah. Wajarnya, orang yang dalam kesempitan akan terbasuh dadanya oleh tangisan jika ia bemar benar menghayati makna shalawat muhtaj ini. Dan secara ajaib keajaiban datang, bukan uang turun dari langit. Tapi hati yang tiba tiba berubah lapang dan dada yang luas sehingga beban terasa sirna sehingga mudah bagi akal dan jiwa untuk dapat petunjuk dalam menapaki setiap masalah kehidupan.

Langsung saja, muhtaj artinya orang yang butuh. Siapa yang tidak butuh Allah? Siapa yang tidak butuh Rasulullah Shallalahu'Alaihi Wa Sallam? Maka, saya jamin semua orang sebenarnya butuh shalawat muhtaj ini. Hanya saja, tidak semua orang seberuntung anda dan bisa mendapatkan ini secara gratis melalui internet. Afdholnya belajar itu memang bertatap muka, namun semoga dengan keterbatasan ini tidak mengurangi keberkahan Allah yang Maha Kuasa, karena rahmat-Nya sangat amat Maha Luas dan tidak ada seorang pun yang mampu membatasi rahmat/kasih sayang Allah..

Berikut redaksinya:

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةَ عَبْدِ الْحَائِرِ الْمُحْتَاجِ،
 الّذِيْ ضَجَّ فِى كُلِّ ضِيْقٍ وَ حَرَجٍ،
وَالْتَجَأَ إِلَى بَابِ الْكَرِيْمِ فَفُتِحَتْ لَهُ أَبْبَابُ الْفَرَجِ،
وَعَلَى آلِهِ وَصْحْبِهِ وَسَلِّمْ

Allahumma sholli alaa sayyidinaa muhammadin,
Sholaatal abdil haa'iril muhtaaj,
Alladzii dhojja fii kulli dhiiqiw waharoj,
Waltaja'a ilaa baabil kariimi fafutihat lahuu abwaabul faroj,
Wa alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.

Artinya:
Ya Allah, curahkanlah shalawat pada junjungan kami Muhammad,
Berupa sholawat yang berasal dari hamba yang bingung dan butuh,
Yang dipenuhi beragam kesempitan dan kesulitan,
Lalu berangkat menuju pintu Yang Maha Mulia,
Kemudian dibukakan baginya pintu pintu kebahagiaan,
Serta shalawat pula bagi keluarga beliau, sahabatnya, dan salam damai dari kami untuk mereka.

Tidak ada keterangan kaifiyah dan faidah.
Sering dibaca oleh para kalangan khusus namun siapapun boleh membacanya.

Shalawat tidak perlu ijazah.

Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
Glenmore, 30 Juli 2020
Kamis Pagi fil baitil mahbub

Jumat, 24 Juli 2020

Pemikiran Sufi - Penglihatan Cinta


Aku berfikir seakan diriku ada.
Sejak kapan aku ada?

Aku yang selalu menyebut diriku dengan kata aku - aku - aku dan aku seakan yang ada hanya aku kecil jasmani fana ini,,,

Padahal ada aku - aku - aku lain di sana yang merintih sakit dan seakan aku lupa bahwa aku yang di sana itu pun juga aku?

Aku lupa diri.
Aku lupa asalku hanya tanah.
Mereka juga dari tanah.
Dan dulunya tanah ini satu.
Hidup, tenang, dan tidak pernah dikenal.

Mata kananku melihatmu mutlak tidak ada.
Sedang mata kiriku justru malah sebaliknya.
Aku pura pura melihat.
Aku pura pura melihat.

Saat kupenjamkan mata maka kalian semua lenyap.
Yang ada hanya Aku..
Yang ada hanya Aku..
Dan Aku tidak butuh siapapun dan apapun selain diri-Ku sendiri.
Kalian semua hanyalah Aku dalam beragam wajah-Ku Yang Maha Suci.

- Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
25 Juli 2020, Karangharjo, Glenmore.

Lantunan Mistis - Hidangan Cinta


Aku pura - pura melihat,
Agar aku selamat.

Aku tahu bukan aku yang melihat,
Hanya Dia yang Maha Melihat.

Bukan aku yang bicara,
Yang bicara hanyalah Dia.

Bukan aku yang berkata,
Ini murni ucapan-Nya.

Aku.. Dia..
Dia.. Aku.. Cinta!

Jika masih ada aku dan dia bagaimana bisa disebut satu?
Jika harus disebut satu mengapa harus ada aku dan dia?
Aku miskin dengan rintihan kata - kataku.
Dan Dia kaya dengan segala ungkapan-Nya.

Aku bukanlah aku...
Dia hanyalah Dia Yang Satu.

Aku Satu
Dia Satu
Kita Satu

Tidak ada lagi mendua..
Tidak ada lagi mendua..

- Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
25 Juli 2020, Karangharjo, Glenmore.

Minggu, 19 Juli 2020

Galau? Pelajari Teknik Ruqiyah Mandiri dan fungsinya


Diantara teknik ruqiyah mandiri yang perlu diketahui setiap muslim adalah berikut:

1. Menjaga wudhu (Surat Al Baqarah ayat 222)
2. Tiga surat terakhir dalam kitab suci Al-Qur'an (Shahih Bukhari)
3. Memperbanyak membaca surat Al Baqarah (Shahih muslim)
4. Memperbanyak do'a, agar gangguan yang dihadapi segera sirna (buhul, rasa sakit, dll)
5. Menjauhi yang haram/makruh dan menyibukkan diri dengan yang wajib/sunnah
6. Dzikir pagi petang (Ta'awudz Khos)
7. Dzikir Pagi Petang (Basmalah Khos)

Bagi yang halangan?
1. Boleh melakukan teknik diatas dan diniatkan berdzikir bukan membaca kalamullah.
2. Meminta tolong pada orang terdekat (pasangan/saudara) membacakan do'a - do'a yang ada di teknik tersebut.
3. Mendengar audio ruqiyah sesering mungkin, minimal, hingga keluhan berkurang/sirna.

Audio ruqiyah bisa dibuka di link video di bawah ini:

Penulis: Rizky Aji Purwantara, S.Hum.

Basmalah khos (do'a keselamatan)



Dari Aban bin Utsman dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu berkata, saya mendengar Rasulullah sallallaahu alaihi wa sallam bersabda:

“Siapa yang mengucapkan,

 بسم الله الذي لا يضر مع اسمه شيء في الأرض ولا في السماء وهو السميع العليم

“Dengan nama Allah yang tidak ada yang dapat mencelakai bersama nama-Nya apapun yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Sebanyak tiga kali, maka tidak akan terkena musibah mendadak sampai pagi. Dan siapa yang mengucapkan waktu pagi tiga kali, maka tidak akan terkena musibah mendadak sampai sore hari.

Saat Aban bin Utsman terkena lumbuh, orang yang mendengar hadits ini melihat kepadanya. Beliau mengatakan kepadanya,”Kenapa anda melihat diriku. Demi Allah saya tidak berbohong kepada Utsman, dan Ustman juga tidak berbohong kepada Nabi sallallahu alaihi wa sallam. Akan tetapi hari ini saat saya terkena musibah ini saya marah dan lupa mengucapkannya.” (HR. Abu Dawud, no. 5088)

At-Tirmizi meriwayatkan dalam sunannya, no. 3388 dengan redaksi:

مَا مِنْ عَبْدٍ يَقُولُ فِي صَبَاحِ كُلِّ يَوْمٍ وَمَسَاءِ كُلِّ لَيْلَةٍ بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ  (قال الترمذي : حسن صحيح غريب . وصححه ابن القيم في " زاد المعاد " (2/338)، وصححه الألباني في " صحيح أبي داود)

“Tidaklah seorang hamba membaca di pagi setiap hari dan sore setiap malam, “Dengan nama Allah yang tidak ada yang dapat mencelakai bersama nama-Nya apapun yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” Tiga kali, maka tidak akan terkena bencana apapun.” (At-Tirmizi mengatakan, Hasan sahih gharib. Dinyatakan shahih oleh Ibnu Qoyim di ‘Zadul Ma’ad, (2/338) dan dinyatakan shahih oleh Albani di Shahih Abi Daud)

DR. Abdurrozaq Al-Badr mengatakan, “Ini termasuk zikir yang agung dimana seorang muslim hendaknya menjaganya setiap pagi dan sore hari. Agar dia terjaga dengan izin Allah Ta’ala dari musibah yang tiba-tiba datang atau bencana yang menimpanya atau semisal itu. Qurtubi rahimahullah mengomentari hadits ini, “Kabar (hadits) ini shahih dan ucapan yang jujur. Kami belajar menjadikan sebagai dalil dan pengalaman. Karena sungguh saya semenjak mendengarkannya tidak terkena apapun sampai saya pernah meninggalkannya. Maka saya disengat kalajengking di Madinah waktu malam hari. Saya berfikir, ternyata saya telah lupa berlindung dengan doa itu.” (Futuhat Robbaniyah, karangan Ibnu Allan, 3/100).

Yang sesuai sunah, zikir ini dibaca tiga kali setiap pagi dan sore. Sebagaimana yang diberi arahan hal itu oleh Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam.

Ungkapan :

الَّذِي لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي السَّمَاءِ

“Tidak ada suatupun yang  dapat mencelakai bersama nama-Nya di bumi dan di langit.”

Maksdunya  siapa yang berlindung dengan nama Allah, maka dia tidak terkena musibah dari arah bumi dan arah langit.

Ungkapan:

وَهُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ

“Dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Maksudnya Maha Mendengar perkataan hamba-hamba-Nyaa. Dan Maha Melihat prilakunya yang tidak tersembunyi apapun di bumi maupun di langit.

Disadur dari:

Sabtu, 11 Juli 2020

Panduan Keluarga Al-Qur'an

*Panduan Keluarga Al-Qur'an*
Oleh: Rizky Aji Purwantara, S.Hum.
Ahad Pagi, 12 Juli 2020.
Karangharjo, Glenmore, Banyuwangi, Jawa Timur, Indonesia.


Adab :
1. Hadir*
2. Istijab**

*Hadir adalah salah satu implementasi dari ihsan, yaitu seakan akan melihat Allah, atau minimal sadar bahwa saat membaca Al-Qur'an Allah sedang bersamanya, mengawasinya dan menyimak bacaannya. Akan lebih sempurna lagi jika dia sadar bahwa di saat yang sama seakan Allah benar - benar mengajaknya bicara (secara tidak langsung) melalui kitab suci-Nya.

**Istijab merupakan salah satu adab terpenting dalam interaksi bersama Allah melalui kitab suci-Nya, istijab ini artinya menjawab, merespon, memenuhi panggilan, yakni melaksanakan perintah jika itu bermuatan perintah, meninggalkan larangan jika ayat yang dibaca bermakna larangan, dan minimal saat ada ayat tentang surga memohon pada Allah agar dimasukkan ke dalamnya, dan saat membaca ayat adzab memohon ampun dan mohon perlindungan agar diselamatkan. Begitupun, saat ada ayat yang menggunakan redaksi istifham (pertanyaan) maka hendaknya kita merenungkan kira kira jika Allah menanyai kita dengan ayat itu kita akan jawab apa? Demikian yang dicontohkan Rasulullah Shallalahu 'Alaihi Wa Sallam pada kita umatnya semoga kita bisa melaksanakan adab adab tersebut.

Jenis:
1. Tilawah*
2. Tadabbur**

*Tilawah merupakan salah satu dari banyak jenis interaksi dengan kitab suci Al-Qur'an seperti qira'ah, tafakkur, tadabbur, dan lain sebagainya namun bagi pemula minimal bisa membedakan apa itu tilawah dan apa itu tadabbur. Tilawah artinya melantunkan sesuai hukum tajwid, dengan bersuara tentunya, boleh dengan melihat mushaf dan boleh pula tidak bagi yang sudah hafal. Sebagian ulama berpendapat melihat lebih utama karena mata mendapat bagian pahala dalam aktifitas tersebut. Wallahu A'lam bisshawab. Setidaknya seorang muslim yang malas membaca Al-Qur'an sehari satu juz atau lebih dari itu. Jangan sampai kurang dari 3 hari, artinya sehari khatam atau dua hari sekali khatam karena dikhawatirkan kita tidak mampu maksimal saat masuk dan terjun dalam proses tadabbur. Bagi yang belum mampu 1 juz per hari maka mari kita berjuang. Karena normalnya orang yang tergolong keluarga Al-Qur'an khatam sekali setiap pekan.

**Tadabbur di sini adalah perenungan mendalam terhadap unsur unsur keilmuan di dalamnya, seperti bagaimana tafsirannya? apa pelajaran di balik ayat tersebut? sudahkah kita mengamalkannya? Demikian salah satu yang kami dapat dari K.H. Ahmad Dahlan pendiri organisasi Muhammadiyah karena sejatinya Al-Qur'an bukan hanya lantunan tanpa makna namun ianya adalah ruh perjuangan sehingga pembacanya dituntut untuk benar benar menerapkan apa yang telah dia baca.

Urgensi Dakwah:
1. Surat Al Furqan ayat 30
2. Surat An Nahl ayat 125
3. Surat Yusuf ayat 108
4. Surat Yasin ayat 21
5. Surat Al Furqan ayat 57
6. Surat Saba' ayat 47
7. Surat Syura ayat 23

Kiat Hafal Al-Qur'an ala Syaikh Yusri

*Kiat Hafal Al-Qur'an ala Syaikh Yusri*



Siapa yang menginginkan hafal Al-Qur'an secara permanen (tidak pernah lupa), silahkan mengikuti nasihat dan masukan yang disampaikan oleh Syaikh Yusri Jabr, Mursyid Tarekat Yusriah Syadziliyah Ghumariyah di Mukattam, Kairo, Republik Arab Mesir.

Rizky Aji, Guru SD Muhammadiyah 18 Kalibaru Banyuwangi adalah salah satu murid beliau saat beliau berkunjung ke Indonesia tahun 2019.

Nasihat pertama, orang yang rutin mengkhatamkan Al-Qur'an selama sebulan sekali, sebulan sekali khatam, sebulan sekali khatam. Begitu seterusnya. Nah, yang model begitu itu, kata Syaikh Yusri, selamanya tidak akan pernah lupa.
Namun, kekuatan hafalannya masih rentan dan berpotensi kecil untuk lupa sewaktu-waktu.

InsyaAllah anda mengenal sosok ulama asal Syam, beliau bernama Syaikh Said Ramadhan Al-Buthy, konon beliau tidak pernah sempat mengkhususkan waktu untuk menghafal Al-Qur'an, namun terbiasa membaca Al-Qur'an, khatam sekali dalam satu bulan, begitu sampai berlangsung lama, sampai tidak terasa buah dari konsistensi itu beliau bisa menghafal Al-Qur'an dengan sendirinya.

Nasihat kedua, orang yang rutin mengkhatamkan Al-Qur'an setiap dua minggu sekali itu lebih baik hafalannya daripada tipe orang yang pertama tadi. Lebih baik hafalannya di sini maksudnya bila dinilai dari segi keakuratan.

Nasihat ketiga, adapun orang yang rutin mengkhatamkan Al-Qur'an selama sepekan sekali tidak akan pernah salah, hafalannya tidak akan melenceng (bedakan: "salah" bukan lagi "lupa").

Syaikh Yusri punya Guru, namanya Syaikh Abdul Hakim.
Selama dua puluh tahun, Guru Syaikh Yusri ini (Syaikh Abdul Hakim) konsisten mengkhatamkan Al-Qur'an sekali dalam seminggu.

Bayangkan, konsistensi Syaikh Abdul Hakim mengkhatamkan Al-Qur'an sekali per-pekan ini terjadi selama dua puluh tahun lamanya, berarti setahun beliau mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 52 (Lima Puluh Dua) kali.
52 kali terulang selama dua puluh kali, berarti 1.040 kali Syaikh Abdul Hakim pernah mengkhatamkan Al-Qur'an. Wow.

Syaikh Yusri bilang, bahwa suatu ketika Gurunya itu shalat sunah tarawih berjama'ah bersama dengan beliau di bulan ramadhan dan Syaikh Abdul Hakim tidak pernah tidur.

Dari mulai tuntas shalat Isya sampai Subuh, di tengah mengimami kita shalat beliau tidak pernah salah, kata Syaikh Yusri.

Secapeknya Syaikh Abdul Hakim dari mengimami, Syaikh Yusri selaku muridnya pun turun mengimami, menyempurnakan shalat tersebut.

Syaikh Abdul Hakim mendapatkan cara atau metode seperti ini dari Gurunya Syaikh Az-Zayyat, kemudian Syaikh Yusri dapat metode ini dari Gurunya Syaikh Abdul Hakim, inilah yang dinamakan sebagai sanad atau silsilah keilmuan.

Dan setiap bulan Ramadhan tiba, kita masih menyaksikan bagaimana cara Syaikh Yusri tercinta menghidupkan malam, dengan apa lagi kalau bukan dengan apa yang dicontohkan dan didapatkan dari Gurunya Syaikh Abdul Hakim ini.

Syaikh Yusri suatu ketika pernah bertanya kepada Syaikh Abdul Hakim,
"Wahai Syaikh, saya perhatikan mengapa hafalan anda tidak pernah salah atau keliru?" Tanya Syaikh Yusri kepada Syaikh Abdul Hakim.
"Orang yang rutin mengkhatamkan Al-Qur'an sepekan sekali pasti bakal jadi seperti itu (tidak pernah keliru hafalan Al-Qur'annya)" Jawab Sang Guru kepada muridnya.

Kemudian Syaikh Yusri membeberkan salah satu tips agar kita bisa khatam Al-Qur'an dalam seminggu sekali.
Metode ini terkenal dengan rumus Arab yang berbunyi فمي مشوق Fammi Musyawaaq.

Artinya: Mulutku Rindu.

Sebagaimana jumlah hari yang ada tujuh, begitu pun kalimat Fammi Musyawaaq dalam bahasa Arab itu ada tujuh.

1. Hari pertama, sesuai dengan rumus tadi, diawali dengan huruf 'Fa' dan setelahnya huruf 'Mim' berarti (membaca/menghafal) dari mulai surat Al-Fatihah (Fa) sampai surat Al-Maidah (Mim).

2. Hari kedua, dari surat Al-Maidah (Mim) sampai surat Yunus (Ya).

3. Hari ketiga, dari surat Yunus (Ya) sampai surat Maryam (Mim).

4. Hari keempat, dari surat Maryam (Mim) sampai surat As-Syu'ara (Syin).

5. Hari kelima, dari mulai surat As-Syu'ara (Syin) sampai Washofat (Waw)

6. Hari keenam, dari mulai Washofat (Waw) sampai surat Qof (Qof).

7. Hari ketujuh, mulai dari surat Qof (Qof) sampai akhir surat dalam Al-Qur'an (Surat An-Nas).

Semoga kita bisa meneladani apa yang disampaikan oleh Guru kita Syaikh Yusri...

Sekian.

Sumber: Syaikh Ahmed Hassan

Jabal Mukattam, 11 Juli 2020.

Dituliskan: Achmad Fauzan Azhima
Editor : Rizky Aji Purwantara, S.Hum.

Silahkan disebarluaskan..