Mindset Power
Rizky
Aji Purwantara
Friday, January 08, 2016. 6:49:59
PM
Bila orang-orang yang
lalai diam, maka berjalanlah.
Bila orang-orang yang
lalai berjalan, maka berlarilah.
Bila orang-orang yang
lalai berlari, maka tidurlah.
Bila orang-orang yang
lalai tidur, maka bangunglah.
Bila orang-orang yang
lalai bangun, maka terbanglah.
Maksudnya, saat manusia
bersantai-santai dalam kebodohan, giatlah dalam usaha mencari ilmu untuk bekal
hidup kekal.
Bila orang lain mulai
berusaha memahami suatu pelajaran, engkau sudah harus dengan gigih
menghafalkan.
Bila orang lain sibuk mencari
dunia hingga lupa waktu, maka beristirahatlah dalam rahmat dan kasih
sayangnnya.
Bila manusia kelelahan dan
enggan dimuliakan oleh tuhannya, bergegaslah dalam kerinduan mendalam bertemu
pencipta.
Bila manusia baru menyadari
hidup hanya sesaat dan sebentar lagi mereka tiada, kau sudah harus tersenyum
melihat taman.
-
Aji
Saturday, January 09, 2016.
12:14:55 PM
Wahai para generasi pecinta
ilahi…
Hari-hari yang sulit telah
menanti…
Adakah kau mundur dari
cinta-Nya?
Atau berjuang menuju
cahaya-Nya?
-
Aji
Sunday, January 10, 2016.
12:14:44 PM
Belajar dari musuhmu*, ia
tahu Rasulullullah telah dijamin.
Soal usaha, ia tidak
menyerah!
Belajarlah dari musuhmu, ia
sadar sebab Adam dirinya dilaknat.
Soal berdo’a, ia tidak
menyerah!
Lalu, meniru siapa kau usaha
saja tak mau, berdoa pun enggan? Terkutuk kau mengaku prajurit iblis. Iblis
enggan menoleh, apa-lagi Rasulullah. Berjuanglah, usaha & do’a tak pernah sia-sia
!!!
-
Aji,
*Iblis
Aku tahu mengeluh akan
meredupkan hati. Maka aku akan bekerja dengan semangat. Kutuntaskan segala
kesibukan duniaku untuk segera bertemu, berjumpa berdua dengan satu-satunya
Dzat yg dapat menghapuskan dahaga rinduku. Berdua!
-
Aji
Allah menyapa setiap hati
dengan senyum petunjuknya.
Tapi aku mengabaikan,
kebodohan telah menyelimuti hati sehingga buta ia terhadap cinta. Ya, aku tak
tahu harus kemana padahal sudah jelas saat ini Ia menatapku tanpa ragu.
Tolong!*
-
Aji,*[2:45]
Tiada satu dzat pun, mampu
mendekati-Nya tanpa uzlah.
Rasul di gua hira, al-kahfi
di guanya, dan mayat di liangnya.
Yang kau cintai takkan
menyesatkanmu.
-
Aji
Jangan pernah kau kata dirimu
sedang jauh dari diri-Nya.
Sadarlah, itu hanya
perasaanmu…
perasaan yang kau sendiri tak
tahu bagaimana cara mengendalikannya. Ingat, Ia lebih dekat dari dirimu.
-
Aji
Jangan pernah menuhankan
dirimu dengan berkata, aku ber-ibadah karena ilmuku, aku dekat dengan-Nya
karena ilmuku, dia mendapat petunjuk karena ilmuku, dan bla-bla-bla yang lain
selain Ia. Tapi katakanlah, “Aku percaya, semua ini dari-Nya”
-
Aji,
[3:7]
Monday, January 11, 2016.
5:14:29 PM
Jiwaku terapit diantara dua
lautan, lautan kegelapan milik setan dan lautan cahaya dari Allah. Aku bodoh,
tapi selalu berusaha memilah mana tangan-tangan-Nya. Karena cahaya itu berbeda.
-
Aji
Mursyid pertamamu adalah
ulama’, taati ilmu mereka. Mursyid tertinggimu adalah Rasulullah, beliau
utusan-Nya. Dan mursyid utamamu hanyalah Allah, semua keputusan ada pada
ridhoNya.
-
Aji
Berapapun mutiara^ yang kau
dapat, itulah derajatmu.
Berapapun ikan paus* yang kau
jerat, itulah bekalmu.
Dan ikan hiu~, ia tidak wajib
namun bila menangkapnya, keren!
-
Aji,
^Ayat dan hadits, *perkara-perkara wajib, ^Istiqomah sunnah
Monday, January 11, 2016.
8:54:38 PM
Saat uzlah hati dalam
keheningan untuk mendekatkan diri secara spiritual kepada Allah, wahai para
pecinta-Nya engkau pasti melewati dinding pertama yaitu barisan jutaan setan
yang mengajakmu malas ibadah dan membisikkan keputusasaan. Bila engkau menyerah,
engkau akan ditawan dan menjadi budak kegelapan mereka selama-lamanya. Bila
berhasil lari dari mereka karena istiqomah kau mengamalkan dzikir dari
mursyidmu, atas izin Allah, engkau akan berada dalam tempat dimana ia terletak
diantara barisan setan dan cahaya malaikat. Awalnya, hatimu mungkin agak
sedikit kacau, terasa seperti orang gila karena kau merasa sangat ramai dalam
dadamu padahal disekitarmu tidak ada seorang pun dan engkau memang tengah
berada dalam keheningan. Setelah engkau terbiasa mendengar dan mengamati
suara-suara ghaib mereka, InsyaAllah engkau akan mampu membedakan mana ajakan
setan dan mana ajakan malaikat, dua-duanya indah yang satu menawarkan
kenikmatan dunia yang lain menawarkan keajaiban surga. Jangan salah sangka,
menurutmu setelah tahu mana ajakan setan dan mana ajakan malaikat kau bisa
dengan mudahnya memilih ajakan malaikat-malaikat di sekelilingmu. Sebenarnya
sejak engkau lahir mereka telah berdebat argumen untuk membuatmu yakin dalam
mengambil setiap keputusan. namun dengan cahaya dzikir yang Allah anugerahkan
untuk menghidupkan hatimu yang dulu kering dan tandus , telinga hatimu kini
lebih tajam dibanding dulu. Bila kau tahu ilmunya mengusir setan, ajakannya
akan tertahan sehingga dorongan dari malaikat akan terus membawamu melesat
menuju wilayah suci. Bila kau telah berada di wilayah suci engkau takkan
mendengar apapun. Mulutmu akan bungkam seribu bahasa tanpa ada sepatah katapun
yang dapat kau ceritakan. Engkau akan diperlihatkan tempat yang tidak
tergambarkan oleh sifat-sifat duniawi. Warna yang tidak pernah kau lihat
sebelumnya di dunia. Dan keheningan yang tak pernah kau jumpa, di manapun kau pernah berada. Namun sayup-sayup suara
malaikat kadang masih terdengar dari alam malakut jika sesekali engkau
tergelincir, begitupun setan… kau kira ia rela dirimu berada dalam wilayah
Allah? ia akan terus mencari cara dan selalu
mencari cara. Hanya dengan ilmu-Nya kau mengalahkan musuhmu, hanya dengan
pertolongan-Nya kau akan mampu taklukkan egomu. Ini yang
harus kau lewati para pencari Allah, jangan harap perjalananmu mulus bila bekal
ilmumu masih mengandalkan pendapat dan pikiran-pikiran pribadi.
-
Aji
Tuesday, January 12, 2016.
2:23:49 PM
Hati-hati dg setan, ia
menyisipkan berbagai kebenaran yg tidak diridhoi oleh tuhanmu hingga seakan
Tuhan menitipkan berbagai rahasia ilmunya padamu. Ilmu Allah bukan rahasia.
-
Aji
Tuesday, January 12, 2016.
5:07:37 PM
Allah maha adil, yang hanya
ingin mendapat wajah Allah di dunia, kelak mendapat. Yang enggan dunia,
diganjar surga. Yang sibuk mengejar dunia, ia mendapat jurang karena di akhirat
dunia-dunia yg dulu mereka banggakan ditelan jurang.
-
Aji
Tuesday, January 12, 2016.
7:43:29 PM
Jangan heran kau dengan
sholehmu, tanpa kesehatan darinya apa yang bisa kau perbuat? Jangan bangga kau
dengan derajat ingat-ingat selalu dari air apa kau dulu diciptakan! Hei, MANI…
-
Aji
Aku tahu jeratan setan
membuatmu berat untuk hidup, bahkan bernafas saja susah. Tapi kalau kau enggan
memotong rantai-rantai jeratan setan*, berarti kau menyayangi setan-setanmu!
-
Aji,
*dzikir
_Sebuah_Do’a_Tentang_keteguhan_hati_
Ya Allah, aku sadar betapa
lemahnya diriku, ilmuku, jiwaku, ruhku, fisikku. Aku tahu musuhku lemah, tapi
tipuannya benar-benar menyilaukan. Bahkan terkadang aku tak sadar bahwa selama
ini mungkin mereka mengincarku. Ya Allah, tolonglah diriku dari godaan mereka
seperti Yusuf, nabimu. Teguhkanlah hati kami dari tipuan mereka seperti hati
Rasulullah. Dan jauhkanlah kami dan anak cucu keturunan kami serta seluruh
orang-orang mukmin yang ikhlas dari mereka dan jadikanlah mereka lari
terbirit-birit seperti saat mereka mendengar adzan dan saat mereka bertemu
dengan sahabat Umar ya Allah. Ya, Allah… wa maa umirtu illa lia’budaka
mukhlishiina laka ddiin.
-
Aji
Kini kau sudah tahu
pedang pemutus urat leher iblis hanyalah
dzikir, tapi hati-hati… setan-setan kecil punya sesuatu bak silet kecil untuk menggoda yg seringkali membuat
ulama bahkan para nabi pun ikut-ikutan kewalahan. Apa itu?
-
Aji,
[6:68,18:63,25:28]
Tak ada yang dapat kau harapkan
dari ilmumu jika Allah tiba-tiba menghendaki dirimu amnesia. Bersyukurlah atas
satu-satunya nikmat Allah di dunia yang ternikmat yaitu: “i...nga...t”
-
Aji
Setan pun tahu nafsu yg
terselip di hatimu, bila engkau rindu kenikmatan surga. Ia akan menawarimu dg
surga versi mereka. Hati-hati, jangan engkau tergesa-gesa…
-
Aji
Wednesday, January 13, 2016.
12:30:17 PM
_Pelajaran_Ihsan_Seakan
engkau melihat Allah_
Saat seseorang hanya melihat wajah
Ayahnya, bolehkah ia berkata, “aku telah melihat Ayahku”?. Saat ia hanya
melihat kaki ayahnya dan ia yakin itu memang kaki Ayahnya lalu ia
berkata, “Beberapa saat yang lalu aku melihat Ayahku.” Dusta-kah ia?
Lalu bagaimana dg seseorang yang melihat foto Ayah-nya lalu ia berkata “Aku
melihat Ayahku”. Apakah kau hendak memakinya dan mengatakan. “Jangan
berkata seperti itu, tapi katakanlah… Aku melihat foto Ayahku!” Padahal
saat itu orang yang engkau ajak bicara sedang sedih. Dan ia teringat
almar-hum ayahnya yang setahun lalu meninggalkannya. Sekali lagi kutanya, salahkah
bila seseorang mengatakan hal-hal tadi? Ini masalah hati, seseorang yang
memiliki perasaan yg sama pasti tahu apa yang dimaksud orang di sekelilingnya. Tidak
harus menyebutkan secara rinci dan detail bila sama-sama telah memahami.
Silahkan merenung dan bila anda telah paham, simak cerita di bawah ini.
Seseorang berkata, “Aku telah meli-hat tuhanku”. Apa kau hendak
memakinya karena mengang-gapnya pendusta. Tanyakan dulu padanya, “Apa maksudmu?”
Aku melihat –petunjuk- tuhanku… sangat nyata!. Dusta-kah ia? Tentu
tidak, kita saja yang tidak paham maksudnya. Lalu siapa yang salah? ya dia…
‘saat’ ia mengatakan itu dengan sengaja agar pendengarnya bingung. Dan
bisa jadi ‘kita’! Kita yang sa-lah karena terburu-buru menghakimi
perkataan yg belum sempurna kita pahami. Sekali lagi saat seseorang melihat pohon,
dan ia berkata, Aku melihat tuhanku. Apakah anda juga akan langsung
mencelanya? Coba tanya dia dulu apa maksud-nya, bila ia memang meyakini pohon
itu tuhannya dan dia terang-terangan berkata, aku menyembah pohon. Aku berdo’a
pada pohon. Silahkan mengajaknya pada tauhid dan kenalkan-lah Allah padanya.
Tuhan kita yang maha esa itu Allah. Hanya dia satu-satunya tuhan yang berhak
disembah. Bila ia meneri-ma, alhamdulillah, bila menolak, itu urusannya dengan
Allah. Jangan dibunuh… sungguh agama islam bukan agama bunuh-membunuh
seperti yang orang-orang nonmuslim fikirkan. Kita hanya membunuh orang yang
berusaha membunuh atau men-celakakan kita. Jadi itu dalam rangka membela
diri, bukan lan-tas membunuh seseorang yang tidak sepaham dengan kita.
Contoh, bila kita sedang ibadah… lalu ada seseorang yang tidak suka dengan cara
ibadah kita berusaha membunuh kita. Nah, itu yang wajib kita perangi. Bukan
sekedar pasrah dan rela dibu-nuh oleh mereka. Allah lebih mencintai mukmin yang
kuat. Mengenai pohon tadi, bila ia berkata, pohon adalah makhluk Allah.
Dan pohon ini mengingatkan aku pada Allah. Apakah an-da baru setuju? Padahal
menurutku itu tidak tepat, Bukan pohon yang mengingatkan kita pada
Allah. Justru Allah yang mengingatkan kita pada pohon itu. Paham? Maksudku, Allah… Sang maha pemberi petunjuk mengingatkan
kita bahwa pohon itu hanyalah makhluk ciptaannya. Takkan ada pohon di
bumi ini tanpa seizinNya. Jadi, seakan-akan Allah menyadarkan benak kita “Hei,
lihat pohon itu… siapa yang menciptakannya?”.Bila beriman, Hati kita pasti
menjawab dengan tunduk, “Engkau ya Rabb… Engkau Maha pencipta, maha suci
engkau… tidak ada yang bisa menyamaimu dalam menciptakan sesuatu.”
Jadi,
siapa yang mengingatkan
kita? Pohon itu mengingat-kan kita pada Allah, atau Allah
yang mengingatkan kita bahwa pohon itu adalah ciptaanNya sehingga kita semakin
ingat dan tunduk pa-da Allah? Itu baru pohon… lalu jantung, paru-paru, usus,
nafas yang tak terlihat, akal yang kita gunakan untuk berfikir, pemikiran kita
yang seringkali abstrak dan tidak dapat dipahami oleh orang lain. Jadi,
sebenarnya… bagaimana menurut anda saat ada seseorang yang mengatakan “POHON
itu mengingatkanku pada Allah” orang itu benar atau salah? Salah kan? Hei,
mana yang ada dulu, pohon atau Allah? Allah kan? Maka siapa yang mengingatkan,
pohonnya atau Allah? Ya jelas Allah lah!!! Allah tentu lebih utama. Sama
utamanya saat seseorang lebih memilih mengatakan aku melihat ayahku
daripada aku melihat foto. Paham? Nah, itulah orang-orang yang lalai…
ucapannya kadang tidak dipertimbangkan terlebih dahulu, ia terburu-terburu terbawa
perasaannya. Lalu, bagai-mana sikap kita? Biarlah… bukankah selama
ini kita juga sering lalai? Akui saja kebodohan, ketololan, kehinaan,
kemunafikan, dan dosa kita pada Allah. Allah maha pengampun, Ingat! Hanya
pada Allah. Tidak perlu mengeluh pada makhluk, aib yang sudah Allah tu-tup
adalah rahmat, harusnya kita malu pada Allah. Lagipula, ini hanya masalah
bahasa. Aib kita saja segu-nung, kok mau mencela orang-orang yang belum tentu
di ma-ta Allah salah. Semua adalah makhluk Allah, dan tidak perlu
diperdebatkan, apakah Al-Qur’an itu makhluk, atau bukan makhluk, yang jelas…
Al-Qur’an adalah firman Allah. Petunjuk Allah. Bila kau mengaku hidup hanya
demi mencari ridha Allah silahkan renungkan, ridhakah Allah saat kita
memperdebatkan hal-hal yang seperti itu? So, hati-hati dengan mulut. Sudah
je-las, keberadaan Allah itu di atas Arsy, dan arsynya di atas air. Tapi Allah
maha mendengar, lebih dekat dari diri orang itu sen-diri. Dan terpenting, Tidak
ada sesuatu pun yang menyerupai dzatnya. Dan tidak perlu kita paksakan
membayangkan, bagai-mana Allah itu. Itu adalah ajakan dari setan, karena selamanya
takkan mungkin kita sanggup membayangkan
Allah bila kita ha-nya menggunakan akal kita. Kita merenungkan penciptaan
la-ngit dan bumi saja kewalahan. Iya kan? Adapun saat kita berte-mu dengan
orang-orang yang memaksakan diri dengan mensi-fatkan perumpamaan-perumpamaan
kepada Allah, jadikan saja itu pengetahuan dan tidak perlu kita ikut
menghakimi, apalagi mengkafirkan. Satu lagi, bila seseorang melihat ayat
Allah, dan berkata Aku melihat Allah, Aku menyaksikan Allah, Aku
me-nyaksikan kebenaran Allah, atau Aku bersaksi (setelah melihat ayat ini)
bahwa tiada tuhan selain Allah, maka tuntaslah per-kara, orang yang mengaku
melihat Allah padahal sebenarnya ia melihat (ayat) Allah, bukankah bahasanya
serupa dengan o-rang yg mengaku melihat Ayahnya padahal sebenarnya ia melihat
(foto) Ayahnya. Terkadang sulit dipahami memang, intinya saat bertemu orang
yang tidak sepaham dengan kita jangan terburu-buru menghakimi, adakan
pembicaraan dari hati ke hati dan belajarlah mendengar hingga “TUNTAS”.
Se-hingga, tidak menimbulkan pertikaian, perselisihan, dan perde-batan yang
tidak diridhoi oleh Allah. Contoh, ada orang yang berkata, “Sungguh, aku ini
Allah…” lantas kita memotong uca-pannya dan berkata, “Stop, salah! SALAH!,
kamu kafir, kamu kafir, sama saja engkau dengan fir’aun… mengaku tuhan! Ingin
disembah!” ups… hati-hati, belum tentu yang kita pahami ada-lah apa yang
seseorang maksud.
“Belum tentu yang kita
pahami adalah apa yang seseorang maksud.”
Maka hati-hati, jangan-jangan kita berniat
meluruskan pema-haman yang menurut kita salah, berniat amar ma’ruf nahi
mun-kar, padahal sebenarnya kita sedang mengomentari dan meni-lai sebatas “pemahaman
terpotong” kita yang belum tentu maksudnya adalah sama persis dengan apa
yang disampaikan seseorang di sekeliling kita. Bukankah itu menunjukkan
kebodo-han kita? Saat ada tiga anak kecil berdebat, “itu buku!, bukan…
itu kertas!, hei, kalian salah… itu tulisan…” atau, “itu minu-man!, bukan, itu air! Bukan itu gelas…!”
maka, harus diperhati-kan dengan sekasama, jangan “gegabah” dalam menilai
karena itu menunjukkan kalau kita “bodoh”. Saat kita menyadari kebo-dohan kita
terhadap ilmu Allah, atau ilmu Allah yang dianuge-rahkan kepada orang-orang
terpilih seperti para nabi dan para wali, kita harus sadar dan belajar mau
mendengar. Kita tidak boleh memungkiri kebenaran disisi Allah, bahwa Allah maha
kuasa, tiada yang mustahil atas izin Allah. orang yang tidak per-caya ada
manusia setingkat wali berarti dia juga tidak percaya pernah ada manusia
setingkat nabi. Hati-hati! Bila sadar ilmu ki-ta belum mencukupi, jangan
terburu-buru menghakimi, dan menganggap diri lebih bijak dari Allah dalam
menilai segala se-suatu. BELAJARLAH MENDENGAR… . Seperti contoh tadi,
sebe-narnya yang dimaksud orang yang berkata, “Sungguh, aku ini Allah…”
bukan seperti yang dikatakan fir’aun, ia berkata, “Aku tuhan kalian yang maha
tinggi”. Yang tahu hanya hati, dan yg mampu menilai hati hanya Allah. Iya
kan? Kita memang berhak menilai dzahir, karena hanya itu yang kita mampu.
Tapi ingat, hati-hati! Engkau HANYA pemberi peringatan. Bukan
pembuat keputusan. Bukan yang Maha Benar. Engkau ingin menuding
kekafiran pada hamba Allah, padahal masih ada secuil perasaan sombong fir’aun
yang terselip di hatimu.”merasa paling benar”. Itulah sifat fir’aun yang harus kita akui kadang terselip dihati
ki-ta. Teladanilah rasulullah, beliau tidak malu mengatakan, “aku tidak tahu”
saat ditanya tentang kiamat, dan menyalahkan diri saat pulang malam dan
menghadap istrinya. Bukannya mencari-cari dalil dari Al-Qur’an dan hadits lalu
dengan semena-mena menyalahkan orang-orang atau kelompok yang tidak sepaham
dengan dirinya. Ini yang bahaya, kadang-kadang seseorang ha-nya bermodal “Tidak
ada dalam Al-Qur’an” atau “Itu tidak ada haditsnya”. Sekarang
kutanya, tidak ada, atau belum tahu? Mengenai ucapan orang yang berkata,
“Sungguh, aku ini Allah” itu adalah kalimat yang terpotong, bila kita
membunuhnya saat mengucap itu,,, lalu ia tersenyum dan mati. Tiba-tiba ada
petir menyambar jasad kita, lalu kitapun ikut mati. Kita disidang dan ditanya,
mengapa kau membunuhnya? Ia mengaku tuhan, ia kafir. Lalu ditanya hamba tadi
juga ditanya, benarkah? Maaf, ya Allah… aku hanya membacakan terjemahan
Al-Qur’an surat At-Toha’ ayat 14. Benarkah? Apakah kau sengaja memotong
ucapanmu agar terjadi fitnah? (Padahal Allah maha tahu tanpa bertanya)
Tidak ya Allah, ia membunuhku sebelum aku selesai menerangkannya, aku
sebenarnya ingin berkata,
“Sesungguhnya
aku ini Allah, maka dirikanlah sholat untuk mengingatku, itu perintah Allah
dalam Al-Qur’an. Maka tidak benar orang yang mengaku hatinya dekat dengan Allah
lantas ia meninggalkan sholat karena alasan sudah dekat dengan Allah.
Rasulullah saja yang dekat dengan Allah sholat malam hingga kaki bengkak. Lalu
kita? Apa alasan kita? Sesungguhnya kita itu malas, dan malas dalam
mendirikan sholat adalah ciri kemu-nafikan dan itu telah dijelaskan pula dalam
surat Al-Munafi-qun. Itulah mengapa, bila kita benar-benar mencintai Allah,
kita harus mengikuti rasulnya, meneladani Akhlak-akhlaqnya, seper-ti enggan
berdebat, enggan menghakimi perkara yang tidak terlalu penting, tawadhu’,
menyalahkan diri sendiri, dll. Adapun sholat adalah kewajiban yang paling utama
dan kelak akan dita-nya pertama kali, bila ia baik… baiklah semua amalan, bila
ia bu-ruk, buruklah semua amalan. Bahkan rasulullah memerintahkan kita untuk
taat pada pemimpin yang keras atau suka memukul asalkan pemimpin itu masih
melaksanakan sholat. Mari kita bertaubat dari Allah agar menggolongkan kita ke
dalam golo-ngan orang-orang yang berada di atas jalan yang lurus.” Lalu akan
ditanya hatinya, benarkah yang ia ucapkan? Ya, saat ma-lam ia sholat, tak ada
seorangpun melihatnya, di dunia ia sering dihina karena pemikirannya yang sulit
dicerna, ia sering mena-ngis karena takut pada murkamu dan takut kalau-kalau
penda-patnya salah sehingga malaikat menilainya salah bicara. Dia ju-ga
menyadari berbagai kekhilafannya dan memohon ampun dg membaca penutup surat
Al-Baqoroh. Aku saksinya, tak ada orang lain yang melihatnya.” Hati sudah
menyampaikan kesak-sian dan argumennya, lalu berangsur-angsur kaki, tangan,
mata, telinga, dan seluruh anggota tubuh dimintai kesaksian dan me-reka
membenarkannya. Bila Allah kemudian mengampuni orang yang difitnah tadi lalu
menimpali, “Cukup, hambaku tidak berdusta, Akulah yang Maha benar. Lalu engkau
wahai pembu-nuh hambaku yang taat, apa ada yang ingin kau sampaikan?” Sudah tidak diragukan lagi saat itu
mulut terkunci dan tidak perlu dibayangkan lagi apa yang akan terjadi setelah
ini. Baik, mungkin cukup itu… aku hanyalah manusia yang sering salah. Kebenaran
hanya milik Allah, namun kusarankan bagi anda yg merasa pintar dan mudah paham,
hati-hati saat berbicara wa-lau aku tahu, perasaan anda mungkin sedang
meluap-luap, tapi hati-hati! Tidak semua yang keluar dari mulut anda
diridhoi. Kalau masalah diterima dan tidak diterima manusia itu tidak
penting. Kebenaran tidak perlu persetujuan makhluk, hanya saja… kalau Allah
tidak ridho? Itu saja yang perlu kita pertim-bangkan. Untuk anda yang
merasa belum paham, cukup perca-ya saja bahwa “Hanya Allah ta’ala yang maha
benar. Tiada se-suatupun yang menyerupai Allah, baik dalam dzat, sifat, mau-pun
nama-namanya yang mulia” bila sudah sama-sama sepa-kat, maka cukup,
hentikanlah memperdebatkan hal yang tidak diridhoi menuju bagaimana menyebarkan
kalimat Allah sehing-ga nama Allah dapat ditegakkan di seluruh penjuru bumi dan
tercapailah apa yang Allah sampaikan dalam firmannya, baldatun toyyibatun wa
rabbun ghofur. Ingat, Innamaa anta mudzakkir, lasta alaihim bimushaithir. Quu
anfusakum (awwa-lan) wa ahliikum (tsaaniyan) naaron. Mulai dari diri
sendiri, bila diri masih banyak khilaf, kenapa harus menghakimi?. Tapi
ingat, mengingatkan saudara seiman juga wajib, bukankah surat Al-ashr
adalah juga perintah Allah. Kita mengharap ridhonya, bukan berambisi
pendapat kita diterima. Semoga Allah mengampuni semua tindak-tanduk dan
ucapan kita. Innahuuhuwat-tawwaaburrahiim. Kafaratul majlis. Dari saya,
belajarlah dari Rasulullah Saw saat dimintai pendapat untuk menghakimi, beliau
kurang lebih bersabda, bila aku membenarkan salah satu dari kalian, maka yang
aku benarkan sama saja aku memberinya api. Ups, semoga kita terhindar dari
sifat merasa paling benar sehingga tidak sabar mendengar penjelasan orang lain.
Dan semoga kita diberi kesabaran saat menghadapi keadaan apapun melebihi
kesabaran nabi musa saat bertemu dengan sesosok
orang yang bahkan namanya saja tidak tercantum dalam Al-Qur’an. Jadi, tidak
harus jadi orang terkenal bila ingin ditinggikan derajatnya oleh Allah. Ihdinasshiraatolmustaqim.
Inna akro-makum indallahi atqookum. Wallahu’alam bisshowab.
Wassalamu’alaikumWr.Wb.
-
Aji
Thursday, January 14, 2016.
10:43:03 AM.
Aku bermimpi pergi ke
perkumpulan tariqat dan aku mendapatkan 5 pesan.
-
Jagalah
amanah (dari seorang bapak yang berenang)
-
Jagalah
lisan (Tulisan di tembok dengan pancuran air)
-
Jagalah
hati (Tulisan di pohon bambu bagian bawah)
-
Jagalah
harta (anak kecil bercerita tariqot malikiah)
-
Jagalah
niat (Tiga orang pemuda kembar berwajah putih, rambut hingga pundak)
Mereka mengumpulkan selembar
Al-Qur’an hal 15 dalam kardus yang bertempelkan beberapa lembar yang sama.
-
Aji
My wishes before I die.
-
I’m
happy because I will see Allah’s face in the day after.
-
I’m
happy because I always try to meet Rasulullah.
-
I’m
happy because I can understand Al-Qur’an & did them.
-
I’m
happy because I can spread Islam all over the world.
-
I’m
happy becz Allah always bring me to the straight path.
-
Aji
Saat berbuat apapun coba
tanya diri anda, “apakah yang saya lakukan ini penting, mengapa?” iya, karena
ini membuat saya bahagia, saya terhibur dengan melakukan ini. “Apakah harus
dengan berbuat ini ada bahagia? Apakah hanya hal ini dalam hidup anda yang
membuat anda terhibur?” tidak… maka sekali lagi, dan kesekekian ribu kalinya
–semoga pertanyaan saya menyadarkan anda- sebenarnya untuk apa anda berada
disini? Apakah yang selama ini anda lakukan benar-benar hal yang menurut anda
itu penting? Terakhir, “APAKAH INI PENTING?”
-
Aji
Friday, January 15, 2016.
10:58:07 AM
Seseorang terlahir dengan seperempat jiwa dalam raganya, yg tiga harus ia gali,
yg terakhir harus ia latih.
-
Zakiyah
: Plegmatis
-
Ammarah
: koleris
-
Lawwamah
: melankolis
-
Mutmainnah
: Sanguinis
-
Rodiyah
Mardhiyah : Bijak
-
Aji
Tuesday, February 09, 2016.
12:17:12 PM
Bila ada 1000 orang dan 100
diantaranya penyabar, katakan bahwa saya harus menjadi orang yang sabar.
Bila ada 100 orang dan 10
diantaranya penyabar,
katakan bahwa saya adalah
orang yang sabar.
Bila ada 10 0rang 1 orang
saja yang bersabar,
Katakan bahwa saya adalah
orang yang sabar.
Karena kesabaran adalah
kemenangan.
-
Aji
Tuesday, February 09, 2016.
7:51:06 PM
Terpenting dalam suluk adalah
posisi duduk, maka duduk rapatlah bersila sebagai lambang diamnya tenang dalam
kebijaksanaan. Mata kaki kanan tersimpan rapi di bawah paha kaki kiri laksana
secuil kebaikan batin dibawah keburukan besar sedang kecilnya kebaikan
tersembunyi ketat bak aib bukan untuk keangkuhan. Mata kaki kiri dibawah paha
kaki kanan menunjukkan penilaian manusia terhadap keburukan isi hatinya yang seringkali
lalai dan samar namun saat mencoba melihat dzohirnya yang terlihat hanyalah
besarnya kebaikan dalam dirinya. Maka saat manusia mencela dzohir kita tidak
perlu memamerkan kesucian batin kita dan saat manusia memuja dzohir kita jangan
sampai kita lalai dengan hakikat keruhnya batin kita. Kebaikan maupun keburukan saling menutup dan
menghalangi satu sama lain sebagai tanda bolak-baliknya hati yang rawan kepada
perubahan yang cenderung mengajak setiap jiwa untuk menuruti ketidakseimbangan.
Kalaupun ada batin yang diketahui oleh makhluk Allah bukan menjadi hal yang
menyedihkan karena setiap yang tersembunyi maupun tersingkap tidak lain pasti
terjadi setelah izin Allah Azza Wa Jalla, sama seperti batin bagian bawah kaki
yang kita sembunyikan rapat-rapat namun tetap saja masih dapat dilihat oleh
makhluk kecil Allah Azza Wa Jalla yang sekelas semut, apalagi aib kita di
hadapan Allah Azza Wa Jalla. Betis kaki kanan di depan kaki kiri lambang
warna-warni kehidupan yang pasti dihiasi oleh perkara baik dan buruknya namun
sebaik-baik jiwa adalah yang menyegerakan diri dalam kebaikan dan menuju
perbaikan terus menerus tak pernah henti walaupun selalu diterjang oleh angin
keputusasaan sehingga menjadi seberkas ruh yang senantiasa terdepan dalam
mengejar apapun yang disebut dengan kebaikan. Telapak kaki kanan berada di sebelah
kiri sedang telapak kaki kiri berada di sebelah kanan menunjukkan kemahaadilan
Allah Azza Wa Jalla menimbang setiap kebaikan dan keburukan dengan detail dan
penuh kebijaksaan. Kebaikan di sisi kita bisa jadi merupakan keburukan di mata
Allah sedang keburukan di sisi kita bisa jadi adalah kebaikan yang Allah Azza
Wa Jalla tetapkan untuk kita. Identitas adalah hal yang pasti seperti halnya
jari kaki maka sekecil apapun jari kaki kanan dibandingkan paha kaki kiri serta
dimanapun letaknya baik di kanan maupun di kiri bahkan ke arah kiblat manapun
seseorang menghadap maka jelas yang jari kanan akan disebut kanan dan yang jari
kiri akan disebut kiri maka sama halnya dengan kebaikan dan keburukan siapapun
yang menilai kapanpun dan dimanapun penilaiannya sudah pasti benar salah adalah
hal mutlak di sisi Allah Azza Wa Jalla. Orang disekitar kita hanya bisa menilai
dzohir persis seperti orang sebelah kanan kita yang merasa suci hingga hanya
mau melihat telapak kaki kiri kita padahal kaki kiri itu ada di sebelah kanan
dan orang di sebelah kiri kita merasa kotor sehingga berlebihan menghormati,
memuliakan, dan menganggap kita suci padahal perasaan bergelimang kesucian dan
mau di sucikan itulah yang paling mungkin bisa menjerumuskan seseorang ke
lembah kekufuran yang paling dalam.
Rapatnya kaki menunjukkan kesungguhan manusia untuk mempertimbangkan setiap
keputusan yang telah secara rahasia tertulis di dalam ilmu Allah Al-Alim
sehingga ia dapat dengan tegas menjawab apapun yang ditanyakan oleh malaikat
saat diinterogasi tentang setiap kebaikan dan keburukan yang melekat dalam
jiwa, ruh, jasad, dan hati maupun pikirannya. Pemahaman mendalam tentang
memperhatikan pertimbangan antara baik dan buruk sehingga sempurna kesiapan
hidup yang ada merupan pondasi yang menentukan kokoh tidaknya setiap jiwa dapat
duduk tegak memandang kehidupan semu maupun nyata yang ada di hadapan maupun
yang masih berupa gambaran. Punggung yang tegak menunjukkan kuatnya prinsip dan
bulatnya tekat untuk mengibarkan bendera perang kepada setiap makhluk Allah
Azza Wa Jalla yang mengganggu suluknya sehingga kedekatannya pada Allah Azza Wa
Jalla menjadi jarak yang menimbukan kerisauan jiwa dan kacaunya hati saat
terpaut waktu dengan mulianya cita-cita yang sesaat lagi didepan mata atas izin
Allah Azza Wa Jalla akan segera dicapainya. Pertahanan untuk menjaga tegaknya
punggung menunjukkan kesungguhan seseorang dalam mengejar cita-citanya serta
komitmen seseorang untuk senantiasa berada di bawah naungan cahaya serta berada
diatas jalan yang lurus untuk selalu istiqomah, tawakkal, dan ridho atas setiap
hal menimpa keadaannya. Punggung terasa ditarik ke belakang seperti keadaan
malaikat maut saat mencabut nyawa serta setan-setan neraka yang meronta-ronta
berniat mencari teman-teman setia. Tangan kanan dan kiri yang lurus bagaikan
tali Allah Azza Wa Jalla yang berupa Al-Qur’an dan sunnah dengan pemahaman
tafsir yang jujur, sesuai hati nurani, serta tepat seperti apa yang disepakati
oleh utusan Allah Azza Wa Jalla. Paku terasa menancap antara lutut dan
pergelangan tangan menunjukkan ketergantungan kita pada Allah Azza Wa Jalla dan
kesadaran penuh kita bahwa tanpa bimbing mutlak dari Allah Azza Wa Jalla,
setiap orang tetap akan tergelincir ke belakang bila ia hanya puas dengan
merasa berpegangan dengan tali Allah tanpa kesadaran haqiqi bahwa tali yang
benar hanyalah mutlak tali oleh dan pemahaman yang paling benar atas ta’wilnya
tentu hanya dapat dipastikan oleh Allah Azza Wa Jalla. Tidak ada satupun yang
boleh mengklaim kebenaran ada di sisinya, sekaligus tidak ada yang boleh
menyalah-nyalahkan orang yang mengklaim kebenaran telah ia terima dari Allah
Azza Wa Jalla, bahkan ikut mencela orang yang mencela suatu kelompok sama saja
bisa digolongkan termasuk salah satu kelompok pencela. Saat jasad sudah siap
bersatu dengan alam semesta maka biarkan jiwa merasakan kembali proses
penciptaan dalam benaknya sehingga setiap hembus lembut nafas yang mengalir
dari hatinya membuatnya semakin sadar setiap pergerakan makrokosmos dan
mikrokosmos yang sering tidak ia sadari dan tentunya mustahil seseorang dapat
mensyukuri sesuatu yang tidak ia sadari. Saat merenungkan dan hanyut dalam
setiap keseimbangan yang ada dalam setiap hal seseorang akan merasakan
kedamaian, ketenangan, dan penerimaan atas setiap yang ia hadapi dalam
kehidupannya. Keseimbangan yang ia sadari akan membuatnya mengucap jutaan
ungkapan terima kasih kepada Allah Azza Wa Jalla dari dalam lisan lubuk hatinya
yang terdalam sehingga terasa getaran kelembutan sayup-sayup menembus kedalam
rongga-rongga rusuk dan menumbuhkan benih-benih cinta dan kebijaksaanaan serta
keteguhan hati dan mental yang telah dialiri oleh energi dahsyat yang Allah
Azza Wa Jalla gunakan untuk membuat benda-benda langit berputar satu sama lain
dengan penuh cinta, keindahan, serta keseimbangan. Maka terakhir jadilah salah
satu dari makhluk langit yang kakinya masih menempel dan melekat di kulit bumi
namun jiwanya telah lepas dan terbebas dari setiap batas yang ada berenang
dalam samudera langit dengan planet-planet yang berputar perlahan bak pasir
terhempas ombak cinta dan kasih sayang Allah Azza Wa Jalla. Biarkan dirimu
hanyut dalam kedamaian. Izinkan Allah Azza Wa Jalla memperlihatkan setiap
keindahan dan keajaiban yang ada dalam semesta kehidupan cukup dengan cara
sadar mau untuk perlahan menerima dan kemudian merasakan.
-
Aji
Wednesday, February 10, 2016.
8:39:49 PM
Luangkan waktu menghitung
kekayaanmu, tidak perlu jauh-jauh cukup berdiam di tempatmu, lalu lihat
kelingking kaki kananmu. Mungkin kau tidak akan mau menjualnya satu miliyar,
tapi anggap saja kamu harus. Karena kamu terpaksa. Faktanya, sekarang
kelingking mungilmu yang –kita anggap saja- seharga satu miliar itu masih utuh
dan menempel dengan baik di ujung kaki kananmu. Sungguh nilai yang tidak remeh,
tidak akan ada orang bodoh yang menjual kelingkingnya. Maka jika anda adalah
orang yang punya kelingking, anggap saja itu aset anda. Selama ia ada disana
berarti tabungan anda adalah satu muliyar. Jari manis kaki kanan yang ada
disampingnya juga kita nilai satu miliar, jari tengah anda satu miliyar, jari
telunjuk anda satu miliyar, jempol anda satu miliyar. Ucapkanlah Alhamdulillah
sebagai pujian bagi Allah yang masih mengizinkan anda merasakan nikmatnya
memiliki jari kaki yang lengkap. Bagaimana dengan telapak kaki? Bila anda
terpaksa harus menjualnya, berpa harga telapak kaki itu? Anggap saja nilainya
satu triliyun. Bahkan mungkin walau anda akan menerima sepuluh triliyun anda
pasti tetap enggan menjualnya. Hanya orang bodoh yang mau menukar anggota
tubuhnya dengan uang murah kecuali seseorang itu memang benar-benar terpaksa.
Maka ucapkan sepuluh kali pujian hamdalah dan itu jauh lebih mudah dan ringan sebagai
bentuk terima kasih pada Allah karena telapak kaki kanan anda masih berfungsi
dengan baik. Bagaimana dengan seluruh kaki kanan anda dari lutut hingga ke
bawah? Bila seseorang tertarik memilikinya dan menawarkan kepada anda untuk mau
menjualnya. Berapa nilai yang harus ia bayar untuk memiliki kaki kanan anda?
Terbelikah dengan uang? Bagaimana bila ia seorang presiden dunia dan berani
menyerahkan tujuh benua beserta isinya sebagai milik anda, gedung-gedung
perusahaan di dalamnya, dan menjadikan seluruh warga di dalamnya sebagai
pelayan setia anda yang siap mengabdi atas apapun yang anda minta tapi dengan
syarat anda harus menukarnya dengan kaki kanan anda dari lutut hingga ke bawah?
Coba perhatikan tawaran ini, kelihatannya menggiurkan. Tapi apa artinya seluruh
benua ini milik anda, semua penduduknya pelayan anda, semua emas dan uang di
dunia ini ada di saku anda bila anda harus menjerit dengan tangisan darah
karena kaki kanan anda tinggal seonggok paha dan hilang bagian lutut hingga ke
bawahnya. Maka dapat disimpulkan dunia dan seisinya ini tidak lebih mahal dari
kaki kanan anda yang bagian bawah. Bahkan mungkin Dunia dan seisinya ini tidak
penting jika untuk merampasnya anda harus mengorbankan jari kelingking kaki
kanan anda. Saya yakin anda akan sepakat bila saya katakan jari kelingking kaki
kanan anda jauh lebih mahal dari pada segala sesuatu yang kita kejar-kejar
selama ini hingga menyita banyak usia dan membuat kita lupa bahwa tujuan hidup
kita di dunia ini hanya untuk berterima kasih pada Sang Pencipta atas setiap
organ tubuh yang mungkin selamanya tidak akan rela kita jual meskipun orang
yang ingin membelinya menawarkan ganti berupa kemuliaan semu maupun kekayaan
sesaat berupa bergunung-gunung harta yang tak ternilai jumlahnya.
Perbanyak terima kasih dan
jangan tidur sebelum hutang tak ternilai anda telah terbayar atas nikmat Sang
Pencipta.
-
Aji
Monday, February 15, 2016.
2:34:06 PM
Sabar adalah karakter para
petarung. Sabar adalah karakter para pejuang. Karena setiap kesabaran pasti
berbuah kemenangan. Godaan ada dua jenis, yaitu gambar dan asli. Banyak yang
tidak mampu melewati ujian gambar. Padahal yang mampu melewati ujian gambar
belum tentu juga mampu lewati ujian asli. Maka jangan mengatakan aku akan mampu
melewati asli, maka biarkan aku mencoba lewati ujian gambar. Stop, berhenti
berfikir seperti itu. Justru didik dirimu agar menjadi pribadi yang tangguh.
Satu hal yang harus selalu kau ingat. Bila melawan diri untuk menunduk saat
dihadapkan ujian gambar saja belum mampu, apalagi saat dihadapkan oleh ujian
yang asli? Jadilah salah satu dari 7 orang yang mendapat naungan, cukup dengan
menghindari semua perkara yang dapat menjerumuskanmu kepada zina. Baik itu zina
mata, zina telinga, zina hati, bahkan zina-zina lain yang lebih berat
kedzolimannya serta ingat! Tiada dosa yang kecil disisi Allah bagi orang-orang
yang dekat merasa dekat dengan pencipta-Nya. Karena Ia maha teliti, sekaligus
maha pengampun. Sesuatu yang ia haramkan sudah pasti buruk bagi hambanya, meski
kadang si hamba tak tahu dampak buruk apa itu karena keterbatasan ilmu yang ia
punya. Maka sebagai manusia yang cerdas, jangan pernah mencoba untuk
mencari-cari perkara yang di mata Allah keji karena jalan yang ia tempuh itu
adalah seburuk-buruknya jalan. Yaitu seburuk-buruknya jalan di sisi Allah. Bukankah
Allah sediakan puasa bagi mereka yang belum mampu dan pahala tak terbatas bagi
mereka yang mau sabar. Itulah sebaik-baik jalan yang kebanyakan manusia justru
tidak mengerti dan tidak mau dimengertikan.
-
Aji
Tuesday, February 16, 2016. 9:27:14
AM
Hakikat_Pahala_dan_Dosa
Seseorang yang hanya tahu
hakikat dosa dari ulama yang ia dengar mungkin akan meremehkan dosa. Tapi bagi
mereka yang menerima kesadaran ini langsung dari Allah sudah tentu akan juga
menerima kesadaran tentang hakikat pahala. Mengenai hakikat dosa, sesungguhnya
ujian bagi manusia itu ada dua jenis Wallahu A’lam bisa lebih atas izin Allah,
bisa juga salah karena ini sebatas secuil ilmu yang Allah titipkan di hati
hambanya. Jenis yang pertama adalah ujian yang menimpa seseorang dan bentuk
dari ujian itu tercakup dalam ilmu manusia. Tujuan Allah menguji dengan ujian
yang pertama ini adalah untuk meningkatkan derajat manusia di sisinya sekaligus
menguji ilmu yang telah Allah limpahkan dalam hati hamba tersebut. Sekaligus
dengan ujian ini Allah akan dapat melihat dan menjadi nyata di sisi Allah
apakah seseorang akan bersabar atas apa yang ia rasakan dan bersyukur saat
menyadari Allah telah meningkatkan derajat disisinya dengan anugerah hikmah
atau justru mencela takdir Allah yang dengan ujian kecil itu sebenarnya Allah
hendak memuliakannya. Ujian yang kedua adalah ujian yang diluar jangkauan ilmu
orang tersebut, contoh ini seperti yang dialami Nabi Adam As. Beliau diuji
diluar kapasitas ilmunya sehingga beliau berbuat dosa atas izin Allah.
Sebenarnya setiap orang yang berdosa keadaannya sama dengan nabi adam. Takdir
telah tertulis dan mau tidak mau memang tinta di lauhil mahfudz sudah kering.
Hanya saja belum nyata bagi kita apa yang akan kita hadapi di masa depan. Maka
sangat dzalim kita menyalahkan takdir yang hakikatnya kita tidak pernah tahu
sebelum kejadian itu benar-benar terjadi. Allah menguji seseorang terkadang
diluar jangkauan ilmunya namun tidak pernah melebihi batas ilmunya. Allah
dengan segala ilmu dan neraca keadilan yang tak tertandingi pasti tahu bahwa
suatu ujian tidak mungkin diberikan kepada hambanya bila hambanya tidak mampu
untuk mengatasinya. Solusi pasti ada bila mau mencari. Dengan ujian yang diluar
jangkauan ini. Seseorang tentunya akan berdosa. Dan itulah yang memang Allah
inginkan. Allah ingin kita berdosa bukan agar kita dapat diadzab. Andai Allah
berniat mengadzab kita sudah pasti adzab itu akan langsung kita terima saat
hentakan pertama hati kita mengalami kelalaian. Namun buktinya, peringatan
Allah dari yang paling ringan seperti Al-Qur’an yang terbuka lebar kapanpun
bisa dibaca hingga peringatan yang lebih besar kadang tidak membuat kita sadar
sebenarnya apa yang Allah inginkan setelah kita bersikap lalai. Sungguh Allah
menguji hambanya dengan dosa adalah semata-mata agar Allah dapat menunjukkan
rahmatnya. Rahmat kasih sayangnya dapat ditunjukkan salah satunya adalah saat
seseorang berbuat dosa kemudian Allah Azza Wa Jalla mengampuninya. Ini kasih
sayang yang sungguh luar biasa bila kita mau menyadari. Maka Allah menguji
seseorang dengan dosa yang ia tidak mampu menghindarinya karena keterbatasan
ilmunya agar seseorang bertaubat kembali pada Allah lalu Allah mengampuninya
dan dapat melimpahkan rahmatnya berupa ampunan serta memberikan kesempatan
orang tersebut dengan ishlah perbaikan diri yaitu dengan mencari ilmu yang
dapat menghindarkan dia dari terjerumusnya kedalam kubangan dosa yang sama
untuk kedua kalinya. Allah Azza Wa Jalla hendak melihat apakah seseorang yang
diuji tadi bertaubat dan melakukan ishlah atau justru berputus asa dari kasih
sayang Allah disaat Allah Azza Wa Jalla sedang memberi kesempatan waktu dan
menunggunya atau malah meremehkan dosa itu dan menganggap hari pembalasan tidak
akan pernah diberlakukan padanya. Bila ia yakin bahwa timbangan hari akhir
tidak akan ditegakkan. Sungguh ia telah menipu dirinya sendiri karena
sesungguhnya setiap hati manusia itu awalnya memiliki keyakinan bahwa setiap
perbuatan itu terbalas. Itu hukum Allah, dan itu hal yang pasti.
Mengenai hakikat pahala. Ada satu hal yang unik disini,
dibandingkan dengan umat nabi isa dan musa, umat Rasulullah mendapat
keistimewaan sepuluh kali lipat. Hal ini dijelaskan dalam suatu riwayat bahwa
Allah mengumpamakan umat nabi musa dan isa itu pekerja yang disewa agar bekerja
hingga sore, namun siang harinya mereka tidak mau melanjutkan dan berhenti
serta berkata mereka ingin dibayar padahal mereka mengingkari perjanjian.
Sedangkan umat Rasulullah Shollalahu Alaihi Wa Sallam ibaratnya seperti pekerja
yang menyelesaikan pekerjaan mereka sejak siang hingga sore. Singkat, namun
mereka menuntaskan semua yang diminta sehingga semua upah yang harusnya
diterima orang-orang tadi justru diterima umat terakhir. Hal yang unik ini
nampak juga pada perbandingan antara catatan amal baik dan buruk. Niat saja
sudah dihitung satu kebaikan sempurna. Ingat ada kata sempurna di sini,
sedangkan bila dikerjakan akan digandakan sepuluh kali lipat seperti yang
dijelaskan tadi atau bahkan bisa beratus-ratus lipat bila ilmu itu diamalkan
dengan istiqomah bahkan diajarkan kepada yang lain. Ibaratnya seperti pekerja
yang mengajak pekerja lain untuk membantunya, bukan malah berkurang jatahnya
karena ada pesaing tapi justru mendapat bagian karena ikut mencarikan pekerja
baru yang bersedia menyelesaikan tugas. Ini karena majikannya Dzat yang maha
kaya. Namun ini hanya gambaran, bahkan seisi dunia pun tidak ada yang
menyembahnya kerajaannya tidak berkurang secuilpun, kalaupun dikatakan
berkurang hanyalah seperti berkurangnya laut saat diambil setetes airnya. Kekayaan
Allah Al-Ghoni tentu masih jauh lebih luas dan megah dibanding dengan kerusakan
apapun yang ditimbulkan manusia di muka bumi separah apapun kerusakan itu.
Sedangkan bila berbuat keburukan dan masih terdetik dalam hati maka tidak
dicatat. Dan mungkin itu berbeda dengan umat-umat sebelumnya yang bahkan saat
terdetik pun sudah masuk catatan amal keburukan. Ini dapat terlihat dari
riwayat yang menceritakan tentang Nabi Isa, sahabatnya, serta pencuri yang
bertaubat. Wallahu A’lam Bisshowab. Sedangkan bila dikerjakan ditulis satu
keburukan dan tanpa ada kata sempurna dalam lafadz riwayat dari Rasulullah
Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Mengapa Umat Musa mendapat satu, musa satu, dan
kita sepuluh? Itulah hak Allah. Allah meninggikan derajat siapapun
sekehendaknya. Allah pun berbuat sesukaNya karena ia tidak pernah ditanya
tentang kemahaadilannya. Justru kitalah yang akan ditanya karena kita adalah
manusia kita makhluk ciptaannya. Satu hal yang pasti, Allah maha Adil, mustahil
mendzolimi siapapun. Satu hal yang perlu kita sadari dan syukuri adalah ketetapan Allah tentang adanya
pahala dan dosa. Andai Allah hendak menghapus ketentuan pahala sehingga
orang-orang yang berbuat baik tidak mendapatkan apa-apa. Bukankah kita rugi?
Sebenarnya juga tidak, bila kita renungkan, sebenarnya tidak rugi juga andai
pahala itu tidak ada. Kalau direnungkan dengan hati yang bersih dan mau
mengakui kebenaran. Banyak ajaran Nabi yang bahkan di dunia pun sudah dapat
dirasakan manfaatnya. Namun manfaat yang ada bersifat duniawi. Tetap tidak akan
mungkin dapat disejajarkan dengan ketetapan Allah bahwa pahala itu ada, dosa
itu ada, begitupun surga dan neraka bukan hanya sekedar janji tanpa bukti
nyata. Sebenar apapun presepsi kita tentang pahala. Butuh tidaknya kita tentang
keberadaan pahala. Allah tetap maha adil. Pahala itu ada, jelas ada, dan Allah
Azza Wa Jalla yang maha tahu seperti apa keadaan sesungguhnya dari
keberadaannya. Untuk merenungkan hakikatnya hingga benar-benar sempurna mungkin
habis umur kita, itupun bahkan belum tentu menyingkap secuil dari rahasia
ilmunya. Bagi orang yang berandai-andai bahwa pahala itu hanya sebatas di
dunia. Atau pahala berupa surga itu tidak ada. Atau dengan liar setan
membisikkan ke dalam pikirannya bahwa surga tidak kekal. Sungguh, mereka telah
benar-benar merugi. Karena apapun yang terjadi keadilan Allah Azza Wa Jalla tak
bisa diganggu gugat. Mari kita bersyukur karena sekali lagi andai Allah tidak
menjadikan semua ini ketetapan, kita pasti akan hidup dengan penuh
ketidakpastian.
-
Aji
Tuesday, February 16, 2016.
8:33:53 PM
Semesta_berdzikir
Semesta berdzikir dan
bertawaf dengan suka ria
Maka ikutlah dengan jadikan
hati ini sebagai ka’bah-Nya
Ia disana diatas Arsy namun
lebih dekat dari kita
Melihat-Nya cukup dengan
melihat hakikat kita
Kita sadar dari apa maka
sadar pula proses cipta kita
Kita sadar adanya Ia harusnya
sadar kita tiada apa-apanya
Dialah Allah yang maha mulia,
tempat kita mengabdi tak
peduli pagi maupun senja
Semesta berdzikir dari
putarnnya isyaratkan cinta
Maka relakan hati terpaut
dengan sumber pencipta cinta
-
Aji
Sayap_Patah
Wahai sayap-sayap yang patah
Iblis mengejar pantang
menyerah
Tanpa terluka tiada darah
Senjata ampuh hanyalah pasrah
-
Aji
Sunday, February 21, 2016.
4:44:46 PM
Cintailah aku karena aku
orang Indonesia
Cintailah aku karena aku
pakar bahasa arab
Cintailah aku karena aku
adalah pemimpin yang adil
-
Aji
Tujuan Hidup
Allah menciptakanku untuk
menjadi khalifah
Allah menciptakanku untuk
menjadi pemimpin yang adil
Allah menciptakanku untuk
memimpin seimbangnya bumi
Allah menciptakanku untuk
menjadi imam para muttaqin
Allah menciptakanku untuk
mengajarkan Al-Akhlaq Al-Qur’an sebagaimana apa yang telah diajarkan
Rasulullullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam
Allah menciptakanku untuk
menyebarkan islam ke penjuru dunia, tegakkan kalimat Allah Azza Wa Jalla &
hukum-Nya
Allah menciptakanku
semata-mata untuk kembali kepada-Nya kapanpun Ia mau dan melihat Wajah-Nya di
Firdaus.
Laa Haula Walaa Quwwata Illa
billah
Tiada daya upaya dari kami
makhluk-Mu yang lemah kecuali atas izin-Mu, kecuali dari kekuatan yang kau
titipkan pada Kami. Kami makhluk-Mu semata-mata diciptakan untuk mengesakan-Mu,
menyembahmu-Mu, dan selalu mengharap ridho-Nya tiada peduli tempat maupun
waktu. Ya Allah, jika memang suatu perkara itu baik bagi kami mudahkanlah kami
menuju itu dan kokohkanlah hati kami dan tegapkanlah raga kami untuk meraih
cita-cita itu. Sungguh, kami makhlukmu yang bodoh, dzolim, dan sering
mengingkari nikmat tidak tahu apa-apa kecuali hanya apa yang engkau ajarkan
pada kami Ya Allah. Berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat serta
jauhkanlah kami dari api neraka. Aamiin.
-
Aji
Mereka punya motto kita punya
syahadat
Mereka punya yoga kita punya
sholat
Mereka punya sumbangan kita
punya zakat
Mereka punya diet kita punya
puasa
Mereka punya rekreasi kita
punya haji
Mereka punya novel kita punya
Al-Qur’an
Mereka punya musik kita punya
tilawah
Mereka meditasi transendental
kita dzikir pagi & petang
Mereka punya motivasi kita
punya iman
Mereka punya televisi kita
punya ihsan
Mereka punya CCTV kita punya
malaikat
Mereka punya keserakahan kita
punya kesederhanaan
Mereka punya kewenangan kita
punya keadilan
Mereka punya hak asasi kita
punya silaturahmi
Mereka punya genderisasi kita
punya kebijakan
Mereka punya komputer kita
punya akal
Mereka punya pesawat kita
punya jiwa
Mereka punya peramal kita
punya Nabi
Mereka punya puisi kita punya
hati
Mereka punya sulap kita punya
mu’jizat
Mereka punya makanan kita
punya kesabaran
Mereka punya harta kita punya
rasa syukur
Mereka punya kesehatan kita
punya kerelaan
Mereka punya aturan kita
punya islam
Mereka punya pimpinan kita
punya Tuhan
-
Aji
Friday, February 26, 2016.
4:03:40 AM
باطن كل شيء خالقه
لأن كل شيء آياته
-
أجي
Saturday, February 27, 2016.
7:15:03 AM
Pemuda
Bumi pertiwi adalah milik
para pemuda
Maka hindari memandang mereka
sebelah mata
Walau belia mereka mampu
terus berkarya
Urat mereka lebih panas dari
naga
Semangat muda sudah pasti
bergelora
Terabaikan adalah racun bagi
mereka
Mendorong mereka menularkan
yang dirasa
Mereka adalah jiwa-jiwa
berselimut sukma
Dengan cidukan telapak mereka
kuras isi samudera
Dengan kepalan tangan mereka
runtuh-kan tembok baja
-
Aji
Amalan
Setiap amalan adalah tali
ikhtiar untuk meminta pada yang maha kuasa.
Namun sang maha kuasa tak
butuh media dalam proses pemberiannya.
Karena cahaya tak butuh
media.
Cukup sadar membuka jiwa.
-
Aji
Biasakan muka pagi dan senja
untuk menunduk.
Karena sungguh engkau dicipta
untuk menunduk.
Di alam ruh engkau diminta
untuk menunduk.
Di dalam rahim engkau diminta
untuk menunduk.
Saat dilahirkan sudahlah
pasti engkau tertunduk.
Belajar berjalan melihat kaki
engkau menunduk.
Melihat mentari saat balita
matamu tertunduk.
Melihat kekayaan tabiat
aslimu mengajak tunduk.
Melihat cinta seluruh jiwamu
pasrah dan tunduk.
Setiap keagungan ayat hatimu
harusnya tertunduk.
Maka saat lantunan merambat
di hati coba tunduk.
Tunduk, karena tak hanya di
sini saja kau tertunduk.
Akan ada hari dimana engkau
selalu tertunduk.
Di alam kubur pagi dan senja
kau akan tertunduk.
Melihat maqom dan segala
isinya hatimu tertunduk.
Di padang mahsyar karena
panasnya kau tertunduk.
Saat ditimbang tiap amalmu
hati pasrah dan tunduk.
Saat catatan buku hendak
diterima kepalan tunduk.
Saat lembaran-lembaran
terbuka mata tertunduk.
Saat malu menyelimuti segala
yang ada diri tunduk.
Tiada berani memandang tuhan
kecuali tertunduk.
Jembatan terbentang sejauh
pandangan kaki tunduk.
Sepanjang titian mata melihat
api sambil tertunduk.
Tiada cahaya kecuali
cahaya-Nya bagi yang tunduk.
Maka tiga di dunia harus
menjadikanmu tertunduk.
Pertama Al-Qur’an kepada imam
makmum tunduk.
Kedua ibu bapak kepada mereka
surga tunduk.
Ketiga Ihsan melihat syubhat
mereka tertunduk.
-
Aji
Semerbak rindu tertiup lembut
dalam benakku.
Tersirat muka berkilau rona
memukau syahdu.
Kulihat bunga kuning nan
harum bercabang lima.
Entah namanya namun kutahu
indah rasanya.
Tak terjelaskan sebuah
kemilau dalam hatiku.
Sebuah nama tak pernah
tertulis dalam teoriku.
Kutatap dunia bukanlah fisik jiwanya
surga.
Kutemukan ia bukan dzat-Nya
tapi ayat-Nya.
Memandang tanda setiap hati
tentunya sejuk.
Takjub terpukau menyeret jiwa
pasrah tertunduk.
-
Aji
Segala perkara tampak lebih
indah dari jauhnya.
Segores wajah berselimut
kuman terpaut jaraknya.
Pepohon hutan dan semak
belukar mengelilinginya.
Pelangi hujan mewarnai gunung
dengan cahayanya.
Bulan berkilau bercelup
kegelapan berhias permata.
Bumi berwarna bulat nan halus di teropong angkasa.
Bumi berwarna bulat nan halus di teropong angkasa.
Uranus bersahabat neptunus berlarian
penuh ceria.
Urusan takdir adalah rahasia
keindahan wajah-Nya.
Manakala ciptaan tampak sudah
pasti tersirat muka.
Mata hati melihat-Nya
bukanlah lukisan namun rasa.
-
Aji
Orang yang tidak bersyukur
itu dzolim.
Bukankah ia sadar bahwa
nikmat itu dari tuhannya.
Bila ia melupakan yang
memberi dan terlalu hanyut dengan nikmat pemberiannya, bukankah ia menyadari
ada dua kenikmatan yang terpisah. Kenikmatan bersama Allah sendiri dan
kenikmatan saat bersama makhluk sendiri tanpa merasa ada Allah. Bukankah ini
sama saja menyekutukan Allah dengan makhluknya. Kita tahu riya’ adalah syirik
dan syirik tentu kedzoliman paling besar yang sulit untuk diampuni. Lalu,
seberapa sering kita berbuat sesuatu hanya semangat saat ada orang lain.
Bukankah itu riya’? Bukankah riya’ itu syirik? Bukankah syirik kedzoliman yang
paling agung? Kita tahu Allah adalah dzat yang maha agung maha mulia. Sungguh,
seseorang tidak akan pernah benar-benar memuliakan tuhannya sebelum ia
menyadari penciptaannya yang dulu hanya berupa segumpal darah kemudian
merenungkanya. Untuk apalagi manusia ingin menghabiskan sisa umurnya bila bukan
untuk segera bersujud?
-
Aji
Segera tentukan lima hal yang
menjadi cita-cita hidupmu. Andai 5 menit lagi engkau meninggal. Silahkan
memilih satu dari dua pilihan bila lima menit lagi anda benar-benar meninggal.
Yang pertama, kau sudah tenang karena tak ada lagi yang mengganjal atau dengan
kata lain semua asamu sudah terwujud. Dan kedua, anda merasa masih ada yang
perlu dibenahi dalam hidup anda sehingga anda akan merasa lebih sukses dalam
hidup jika keinginan itu sudah terpenuhi. Bila permintaan dibatasi hanya lima.
Apa 5 harapanmu bila diizinkan hidup lagi dan kembali ke dunia?
Tentukan…!
Bila sudah, bayangkan ada
bintang yang besar berkilau, sebelah kanannya muncul bintang lagi yang berkilau
sebesar tadi persis, kemudian di sebelah kanannya lagi muncul gemerlap bintang
berukuran sama, lalu muncul lagi disebelah kanannya bintang yang berukuran
serupa, lalu di sebelah kanan empat bintang tadi muncul bintang kelima yang
berupa titik lalu membesar seperti yang lainnya. Bayangkan kelima bintang di
depat anda tadi masing-masing menjulurkan tali ke mata kiri anda sehingga mata
kiri anda terikat oleh lima tali yang berhubungan dengan lima bintang itu.
Kemudian bayangkan muncul tali baru di setiap bintang dan mengikat mata kanan
anda sehingga kedua mata anda terikat tali. Bayangkan tali ketiga muncul
menjulur dari setiap bintang dan mencoba mengikat mulut anda sehingga anda
hanya terdiam seribu bahasa karena menerima dengan pasrah apa yang ada. Hingga
seakan anda melihat cermin dan wajah dan penuh dengan banyak tali yang mengikat
kedua mata dan mulut anda. Kemudian bayangkan muncul dari setiap bintang tadi
tali keempat yang menjulur dan mengikat kedua telinga kiri anda dengan rapat
sehingga anda hanya dapat mendengar suara dari kanan anda. Kemudian setelah
anda sadar dan merasa telinga kiri anda terikat rapat sehingga suara dari kiri
anda sunyi bayangkan tali kelima muncul dari setiap bintang tadi dan bergerak
cepat menunju telinga kanan anda sehingga telinga kanan anda terkunci rapat
oleh ikatan tali. Semakin anda mencoba menggunakan telinga kanan anda untuk
mendengar komentar orang lain yang ingin menjatuhkan mimpi anda anda semakin
tidak mendengar apa-apa. Dan semakin banyak celoteh orang yang tidak suka dan
menghina anda anda akan semakin merasakan keheningan dan kedamaian karena suara
negatiif yang mereka lantunkan tidak pernah melewati telinga anda dan kedua
telinga anda sibuk mendengarkan keyakinan anda sendiri, mimpi, cita-cita, dan
harapan yang disimbolkan oleh lima bintang tadi. Mulut anda juga masih terlihat
terkunci rapat oleh berbagai serabut tali yang menjadikan anda sadar bahwa
meraih mimpi bukan hanya bicara. Sejak detik ini rasakan bahwa mulut anda
terkunci dan hati anda menyimpan lima bintang berkilau yang besar sehingga anda
tidak mampu berbicara apa-apa sebelum kelima bintang itu benar-benar muncul di
hadapan anda secara nyata. Mata anda juga terasa tidak nyaman dan terikat
karena tidak mampu melihat apapun selain cahaya, sudah tidak ada lagi gemerlap
apapun di depan anda yang mempengaruhi penglihatan anda dari mata anda. Karena mimpi anda lebih
berkilau, bintang anda lebih bersinar, dan cita-cita anda lebih tinggi, harapan
anda lebih besar sehingga mata anda sudah penuh dengan cahaya. Dan sejak saat
ini setiap anda yang berhasil melihat kelima mimpi itu dalam hati adalah orang
yang paling bahagia karena mereka adalah orang-orang yang memperjuangkan
mimpinya, mereka adalah satu dari jutaan manusia-manusia tanpa tujuan hidup
yang benar-benar nyata. Anda akan menjadi manusia paling optimis dan percaya
diri karena setiap hambatan, rintangan, kesulitan, kegagalan, kesedihan,
kesepian dan hal apapun tidak pernah mengurangi pudarnya cahaya kelima bintang
mimpi anda yang saat ini berusaha anda raih kelima-limanya, bukan salah satu,
tapi anda mengejar lima bintang sekaligus karena kelima-limanya sudah sangat
dekat dengan anda. Semakin anda mengejar, semakin anda bersemangat. Dan semakin
anda bersemangat anda tenggelam dalam keyakinan yang mendalam bahwa.
“Apa yang anda perjuangkan
kelak pasti terwujud,
anda bisa melihat itu
berarti mampu meraihnya.”
Sekarang tatap dengan baik
sekeliling anda, namun biarkan kelima bintang itu mengganjal menghiasi kepala
anda. Kemanapun anda pergi, anda melihat lima bintang itu. Bahkan setiap anda
menutup mata.
Baik, lima menit sudah
berlalu, anda tadi telah meninggal dan diizinkan hidup lagi selama beberapa
detik. Pergunakanlah sisa hidup anda karena anda tidak tahu berapa detik waktu
yang kami berikan pada anda untuk menjalani kehidupan anda yang kedua ini.
Sekarang anda terlahir seperti makhluk baru. Sekarang anda terlahir kembali
sebagai manusia yang punya mimpi. Mimpi yang jelas. Sehingga hidup sejak hari
ini hanyalah untuk mengejar mimpi. Segala hal yang tidak membawa anda pada
kelima mimpi anda adalah hal yang sia-sia. Maka sejak detik ini anda telah
meyakinkan diri anda dengan jiwa baru anda bahwa anda bukanlah manusia yang
sia-sia, anda bukanlah manusia yang hidupnya berlalu sia-sia, dan anda adalah
orang pertama yang akan menjauhi segala sesuatu yang menurut anda tidak
berguna, sia-sia, dan mustahil akan anda bawa ketika kelak untuk kedua kalinya
anda dicabut dan benar-benar menutup mata.
-
Aji
Sungguh tiada satu jiwa pun
bebas dari pertanyaan kecuali mereka yang masuk surga tanpa hisab.
Empat pertanyaan, yang kurang
lebih harus disiapkan oleh mereka yang merasa bernyawa ialah :
Seorang alim akan ditanya tentang ilmunya, mengapa
tidak diamalkan dengan sempurna?
Kalaupun sudah sempurna akan
ditanyakan pula, mengapa tak sampaikan pada tiap yang ditemuinya?
Bagi yang bodoh pun akan
ditanya tentang umurnya, mengapa puluhan tahun tak mau mencari ilmu-Nya?
Kalaupun mereka mendapat
berbagai keterbatasan, mengapa tak gunakan hati meraih ampunannya?
-
Aji
Manusia masuk neraka atas
izin Allah dan yang salah tetap mutlak manusia, ia sadar penciptanya punya
aturan tapi dengan sombongnya dia sengaja ingin melanggar.
-
Aji
Dosa anak cucu adam dari dulu
hingga kelak jelas itu-itu saja. Sama, mirip, dan terus berulang bagai lorong
sejarah yang tiada ujung. Adakah yang dapat mengindari semua itu? Ulama! Orang
yang benar-benar alim disisi Allah tidak akan terkecoh atas izinNya, aibnya
terbuka lebar di depan mata hatinya hingga tiada tempat maupun waktu untuk terdetik
apalagi mengurusi aib orang lain. Di dunia ia sudah terbiasa menjalani hisab,
maka tidak heran sejak di dunia pun ia sudah mulai mencium aroma surga.
-
Aji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar