ADAB MATAHARI TERBIT
(Sirrul Asror Bab Khalwat)
Setelah matahari terbit, dirikanlah dua rakaat shalat isyraq, shalat terbitnya cahaya, yakni shalat memohon perlindungan dan keselamatan dari kejahatan. Pada rakaat pertama, setelah membaca al-Fatihah, bacalah surat al-Falaq :
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
1. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
2. مِن شَرِّ مَا خَلَقَ
3. وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
4. وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ
5. وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
Artinya:
Katakanlah : “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki.”
(al- Falaq (113) : 1-5).
Pada rakaat kedua, setelah membacakan al-Fatihah, bacalah surah al-Nas :
1. Qul a'uudzu birabbinnaas
2. Malikin naas
3. Ilaahin naas
4. Min syarril waswaasil khannaas
5. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas
6. Minal jinnati wannaas
Artinya:
1. Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.
2. Raja manusia.
3. Sesembahan manusia.
4. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
5. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
6. Dari (golongan) jin dan manusia.
(al-Nas (114) : 1 – 6).
Seraya mempersiapkan diri untuk menghadapi hari itu, dirikanlah dua rakaat istikharah, shalat memohon petunjuk Allah untuk mencapai keputusan yang benar pada hari itu. Pada setiap rakaat, setelah membaca surat al-Fatihah, bacalah Ayat Kursi.
اللّٰـهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ ۚ لَا تَأْخُذُهُۥ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ ۚ لَّهُۥ مَا فِى
السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْأَرْضِ ۗ مَن ذَا الَّذِى يَشْفَعُ عِندَهُۥٓ إِلَّا بِإِذْنِهِۦ ۚ يَعْلَمُ
مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ ۖ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَىْءٍ مِّنْ عِلْمِهِۦٓ إِلَّا بِمَا
شَآءَ ۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ ۖ وَلَا يَـُٔودُهُۥ حِفْظُهُمَا ۚ
وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيمُ
Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum, laa ta-khudzuhuu sinatuw walaa nauum, lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi, man dzalladzii yasyfa'u 'indahuu illaa bi idznih, ya'lamu maa baina aydiihim wamaa khalfahum, walaa yuhiithuuna bisyai-inm min 'ilmihii ilaa bimaa syaa, wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal ardhi, walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa, wahuwal 'aliyyul azhiim
Artinya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
(al-Baqarah (2) : 255).
Kemudian bacalah surah al-Ikhlas sebanyak sepuluh kali :
1). Qul huwa allaahu ahadun,
2). Allaahus shamadu,
3). Lam yalid walam yuuladu,
4). Walam yakun lahu kufuwan ahadun.
Artinya:
1). Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa
2). Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu
3). Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
4). Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia
Di pagi hari, dirikanlah enam rakaat shalat dhuha dengan hati yang tenang dan khusyuk. Setelah membaca al-Fatihah, bacalah surah al-Syams dan ad-Dhuha :
1. Wasysyamsi wadhuhaahaa
2. walqamari idzaa talaahaa
3. wannahaari idzaa jallaahaa
4. wallayli idzaa yaghsyaahaa
5. wassamaa-i wamaa banaahaa
6. wal-ardhi wamaa thahaahaa
7. wanafsin(w) wamaa sawwaahaa
8. fa-alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa
9. qad aflaha man zakkaahaa
10. waqad khaaba man dassaahaa
11. Kadzdzabat tsamuudu bithaghwaahaa
12. idzi in ba'atsa asyqaahaa
13. faqaala lahum rasuulullaahi naaqatallaahi wasuqyaahaa
14. Fakadzdzabuuhu fa'aqaruuhaa fadamdama 'alayhim rabbuhum bidzanbihim fasawwaahaa
15. walaa yakhaafu 'uqbaahaa
Artinya:
1. Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
2. dan bulan apabila mengiringinya,
3. dan siang apabila menampakkannya,
4. dan malam apabila menutupinya ,
5. dan langit serta pembinaannya,
6. dan bumi serta penghamparannya,
7. dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaanNya),
8. maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya,
9. sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,
10. dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
11. (Kaum) Tsamud telah mendustakan (rasulNya) karena mereka melampaui batas,
12. ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,
13. lalu Rasul Allah (Shaleh) berkata kepada mereka: ("Biarkanlah) unta betina Allah dan minumannya".
14. Lalu mereka mendustakannya dan menyembelih unta itu, maka Tuhan mereka membinasakan mereka disebabkan dosa mereka, lalu Allah menyama-ratakan mereka (dengan tanah),
15. dan Allah tidak takut terhadap akibat tindakan-Nya itu.
(al-Syam (91 : 1-13).
1. Wadhdhuhaa
2. Wallayli idzaa sajaa
3. Maa wadda'aka rabbuka wamaa qalaa
4. Walal-aakhiratu khayrul laka mina l-uulaa
5. Walasawfa yu'thiika rabbuka fatardaa
6. Alam yajidka yatiiman faaawaa
7. Wawajadaka daallan fahadaa
8. Wawajadaka 'aa-ilan fa-aghnaa
9. Fa-ammaa lyatiima falaa taqhar
10. Wa-ammaa ssaa-ila falaa tanhar
11. Wa-ammaa bini'mati rabbika fahaddits
Artinya:
Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
1. Demi waktu matahari sepenggalahan naik,”
2. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),”
3. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci” kepadamu.
4. Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).”
5. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas.
6. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu ?”
7. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.”
8. “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan.”
9. “Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.”
10. “Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.”
11. “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”
Usai shalat dhuha, dirikanlah dua rakaat shalat kafarah, yakni shalat menghapuskan dosa yang disengaja maupun tidak disengaja. Disengaja ataupun tidak, dosa tetaplah dosa, yang menjadi penyebab azab. Dosa semacam ini mungkin terjadi bahkan ketika kita menyendiri, misalnya, dosa ketika membuang hajat. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. bersabda : “Berhati-hatilah terhadap dosa, bahkan ketika kau kencing, agar tak ada setetes pun yang mengenaimu. Sebab, itu akan mendatangkan azab kubur.” Pada setiap rakaat, setelah surah al-Fatihah, bacalah surah al-Kautsar sebanyak tujuh kali.
1.Innaa a'thaynaaka al kautsar
2.Fashalli lirabbika wanhar
3.Inna syaani'aka huwa al abtar
Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu sebuah sungai di surga.
2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah .
3. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.
Shalat lainnya, meski hanya empat rakaat, harus dilaksanakan pada hari pertama penyendirian. Inilah shalat tasbih. Jika kau bermazhab syafi’i, ucapkan salam setiap dua rakaat. (Ketentuan ini berlaku jika shalat dilakukan di siang hari. Jika di malam hari, baik mazhab hanafi maupun syafi’i, shalat tasbih dilakukan dua rakaat dua rakaat).
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan shalat ini kepada pamannya, Abbas :
“Wahai Abbas, pamanku, perhatikanlah, Aku akan memberimu hadiah. Perhatikanlah, akan kusampaikan kepadamu sesuatu yang baik. Perhatikanlah, Aku akan memberimu kehidupan dan harapan baru. Perhatikanlah, Aku akan memberimu sesuatu yang sepuluh kali lipat lebih besar dari harta yang termahal. Jika kau mengerjakan apa yang kukatakan, Allah akan mengampuni dosa-dosamu – yang terdahulu mapun yang terkemudian, yang lama, yang baru, kecil maupun besar, yang disengaja maupun tidak, yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun yang terang-terangan.
Dirikanlah shalat empat rakaat. Paa rakaat, setelah al-Fatihah, bacalah surah lain dari Al-Qur’an. Ketika berdiri, bacalah sebanyak lima belas kali : Subhanallah, al-hamdulillah, la ilaha illallah wallahu akbar, wa la hawla wa la quwwata illa billahi al—aliyyi al-azhim—“ Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tak ada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar. Tak ada daya dan upaya, kecuali dengan (kekuatan) Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung.
Ketika rukuk, dengan tangan di atas lutut, bacalah zikir itu sebanyak limabelas kali. Ketika iktidal, bacalah sebanyak lima belas kali. Di saat sujud, bacalah sebanyak lima belas kali. Kemudian duduk lagi seraya membaca zikir itu sebganyak lima belas kali, lalu berdirilah untuk rakaat kedua. Lakukan hal yang sama hingga akhir shalat.
Jika bisa, kerjakan shalat ini setiap hari. Jika tidak bisa, kerjakan setiap Jum’at. Jika tidak bisa, kerjakan setiap bulan. Jika tidak bisa, kerjakan setahun sekali, jika tidak bisa, kerjakan sekurang-kurangnya sekali dalam seumur hidup.”
Jadi, dalam empat rakaat, zikir itu dibaca sebanyak 300 kali. Rasulullah shalallahu'alaihi wa sallam menganjurkan shalat ini kepada pamannya, Abbas Radhiyallahu 'Anhu. Tentu saja, orang yang tengah menyepi dianjurkan juga untuk mengerjakannya.
Selain itu, orang yang berkhalwat harus membaca sekurang-kurangnya dua ratus ayat Al-Qur’an setiap hari.
Ia pun harus terus berzikir dan membaca Asmaul Husna, baik dengan suara keras maupun dalam hati sesuai dengan keadaan batin. Zikir dalam hati dapat dilakukan jika hati telah meraih kembali kesadaran dan kehidupannya. Bahasa zikir dalam hati adalah kata rahasia yang tersembunyi.
Setiap orang mengingat Allah dan membaca nama-nama-Nya sesuai dengan kemampuannya masing-masing, dan sesuai dengan maqam ruhaninya. Di setiap maqam, zikir itu memiliki nama, sifat, dan cara yang berbeda-beda. Setiap orang, pada maqamnya masing-masing, akan mengetahui mana yang paling cocok untuk dirinya.
Selain shalat dan zikir yang telah disebutkan di atas, orang yang berkhalwat juga harus membaca surah al-Ikhlas sebanyak seratus kali setiap hari; seratus kali shalawat kepada Nabi Muhammad saw., yaitu : “Allahumma shalli’ala Sayyidina Muhammad wa’ala ali Muhammad wa shahbihi wa sallim – Ya Allah limpahkan rahmat-Mu atas pimpinan kami Muhammad dan atas keluarga Muhammad serta para sahabat dan selamatkanlah.” Dan seratus kali doa berikut ini :
Astaghfirullah al-‘azhim alladzi la illaha illa huwa al-hayy al-wayyum, mimma qaddamtu wa ma akhkhartu wa ma a’lantu wa ma asrartu w ma asraftu wa ma anta a’lamu bihi minni. Anta almuqaddamu wa anta al-mu’akhkharu wa anta ‘ala kulli syay’in qadir.
Aku mohon ampunan kepada Allah Yang Maha Hidup, Maha Mandiri, dan Maha Agung – tidak ada tuhan kecuali Dia. Aku memohon ampunan dari setiap dosa di masa lalu dan masa mendatang, dosa yang kulakukan secara terang-terangan atau tersembunyi dan umurku yang telah kuhabiskan dalam dosa. Engkau lebih mengetahui dari diriku. Engkau yang terdahulu dan yang kemudian, dan Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Jika masih ada waktu, pergunakanlah untuk membaca sebagian ayat Al-Qur’an dan ibadah atau shalat lainnya.
Penerjemah: Pujo Prayitno
Editor: Rizky Aji
https://bukuj.blogspot.com/2016/01/sirrul-asrar-hakikat-rahasia-kehidupan.html?m=1