Senin, 28 Maret 2016
Menjadi Orang Baik
Menjadi Orang Baik
“Aku menyelam ke dalam samudera nafas.
Hamparan cahaya terbebas dari batas.
Jiwa bergolak tak akan pernah
berhenti.
Raga sadar entah sampai kapan ia
menanti.”
-
Aji
Rizky Aji Purwantara
Kata Pengantar
Pujian
tak terhingga bagi Beliau yang selalu menatapku.
Sholawat
& salam kepada pimpinanku sepanjang waktu.
Saudaraku,
engkau & aku layaknya kesatuan yang padu.
Bila
terluka,harusnya merasa. Bila kecewa, aku pun juga.
Namun entah kenapa kita enggan
bertegur sapa.
Hilangkah rasa itu? Lenyapkah cinta
itu?
Maka izinkan jiwamu ini menyambung
tali.
Aku ingin didengar. Karena aku
adalah jiwamu.
Sidoarjo, Friday, March
18, 2016
Rizky Aji Purwantara
Daftar Isi
Kebaikan……………………………………….
1
Kepedulian……………………………
2
Kemarahan…………………………………. 3
Kerakusan………………………………
4
Keheningan………………………………...
5
Perubahan………………………………
6
Kelebihan…………………………………..
7
Allah
Azza Wa Jalla…………………… 8
Profil
Penulis………………………….. 9
-PENILAIAN-
Penulis tak berani menghakimi atau
menilai apapun dan siapapun sebelum ia benar-benar tahu ilmunya.
Dianggap bodoh bukanlah suatu masalah
bagi penulis karena ia tahu yang memuliakan dan menghinakan makhluk adalah
mutlak kuasa Allah.
Hal
ini tertera jelas dalam kitab suci umat islam :
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak
mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan
hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (Al-Isra:36)
Penulis
tidak terlalu suka menengok handphone kecuali dalam hal yang memang penting
menurutnya.
Bila ada hal
yang ingin didiskusikan anda bisa menghubungi beliau di nomor : 0877 - 9339 - 2475
13
-
PERSAHABATAN-
Dalam
hal persahabatan , penulis tidak pernah pilih-pilih.
Tapi ia tahu bahwa segala sesuatu
berasas prioritas.
Hal
ini tertera jelas dalam kitab suci umat islam :
“Ikutilah orang-orang yang
tidak meminta imbalan kepadamu; dan mereka adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk.”
(Yasin:21)
Itulah sahabat sejati, sahabat yang
selalu meng-ingatkan kepada kehidupan yang abadi, mengenalkan kepada Dzat Maha
pencipta yang paling tinggi, dan tak kenal henti menebar kebaikan seberat biji
sawi.
12
BAB I
Kebaikan
Aku tidak ragu. Semua jiwa ingin akhir yang baik.
Tapi,
apakah sebenarnya kebaikan itu?
Apakah memberi orang lain tanpa
alasan itu baik?
Memberi?
Mengapa kita harus memberi
orang lain?
Apa
yang akan kita dapat?
Kebahagiaan?
Lalu apa bedanya kita dengan orang
yang egois bila kita juga masih mengutamakan kebahagiaan diri sendiri?
1
BAB II
Kepedulian
Aku
ingin waktumu beberapa detik ini.
Jawab pertanyaanku bila engkau
memang mampu.
Mengapa
kau suka saat orang lain peduli kepadamu?
Padahal engkau tidak pernah
memikirkan kepedihan siapapun.
Apa maumu?
Dipedulikan tanpa mempedulikan?
Lalu
jadi apa dunia ini bila dipenuhi jiwa yang bersikap persis sepertimu?
2
-KEILMUAN-
Dalam hal keilmuan, penulis tidak
pernah pilih-pilih.
Tapi ia tahu bahwa segala sesuatu
berasas prioritas.
Hal
ini tertera jelas dalam kitab suci umat islam :
“Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan.” (Al-Alaq:1)
Karena pada ayat tersebut tidak
tertulis objeknya. Maka dapat kita pahami bahwa yang diinstruksikan Allah Azza
Wa Jalla adalah membaca apapun. Apapun, karena tanda-tanda kemahakuasaan Allah
Azza Wa Jalla adalah sesuatu yang tidak terbatas walau senantiasa kita
renungkan setiap pagi, siang, dan malam sepanjang alur cerita kehidupan kita.
11
Penulis
ingin menjadi pemimpin Islam yang adil, diridhoi, dan selalu dibimbing oleh
Allah Azza Wa Jalla sehingga dapat menegakkan kalimat Allahu Akbar di seluruh
penjuru dunia. Mohon do’anya ya! J
Penulis
benci pada setiap kebohongan, penipuan, kemunafikan dan ia adalah orang pertama
yang akan memaki-maki bila menurutnya hal itu memang perlu. Terutama bila sifat
itu menempel pada dirinya sendiri. Tidak ada manusia yang suci, penulis
menyadari itu dan itulah mengapa dia selalu sibuk mengoreksi pertama kali
kesalahannya.
Pedoman
hidup penulis adalah Al-Qur’an yang tidak ada keraguan di dalamnya
[Al-Baqoroh:2]. Kalau ada orang yang dapat membuktikan kesalahan Al-Qur’an saat
ini juga penulis akan keluar dari agama islam.
Orang paling
bijak dan paling mengenal Allah Azza Wa Jalla adalah Baginda Rasulullullah
Shallalahu ‘Alaihi Wa Sallam. Orang yang belum mengenal beliau dan mengetahui
setiap ucapannya tidak berhak menilai beliau seenaknya.
10
BAB III
Kemarahan
Menurutmu sering memarahi sesama itu
baik?
Apakah engkau orang yang suka dimarahi?
Lantas mengapa engkau memarahi
setiap hal yang tidak sesuai dengan dirimu?
Kau fikir dirimu siapa berhak menilai
seseorang di hadapanmu?
Kau kira anakmu itu milikmu? Kau
kira engkau berhak memarahinya sesukamu? Lalu apa maumu?
Menurutmu kemarahan itu bentuk kasih
sayang?
Dusta!
Itulah yang akan kulontarkan dari bibirku.
Kasih sayang bukanlah kemarahan
setiap waktu.
Hanya sebuah peringatan
ringan pada saat-saat tertentu.
3
BAB
IV
Kerakusan
Apa
saja yang sudah melewati perutmu sejak kau lahir?
Kapan
kau puas?
Kapan kau tidak mengeluh?
Tidakkah
kau berfikir hari-harimu berlalu tanpa perubahan yang berarti?
Kutanya padamu apa yang kau kejar?
Iya,
itu penting… Tapi sepenting itukah?
Hingga mengabaikan dirimu?
Bahkan mengabaikan hatimu?
4
Profil Penulis
Penulis bukanlah siapa-siapa.
Tidak Lucu.
Membosankan.
Murah Senyum.
Peduli pada saudaranya, sahabatnya,
dan siapapun yang memang membutuhkan uluran tangannya.
Tapi ia punya prinsip. Bila sedang
ingin sendiri dengan Allah Azza Wa Jalla
tidak ada satupun makhluk yang boleh mengganggunya.
Suka membaca buku, menulis, bicara
(yang menurutnya penting), tapi yang paling ia sukai adalah mendengar.
Penulis lahir di Bojonegoro, tanggal
6 Juli 1995. Muda, tapi ia memiliki sebuah cita-cita.
9
BAB VIII
Allah Azza Wa Jalla
Siapakah Allah Azza Wa Jalla?
Mari
kita cari jawaban dari pertanyaan itu.
Bila belum mampu menjelaskannya.
Mungkin
akan selamanya hampa kehidupan kita di dunia.
8
BAB V
Keheningan
A . . .
5
BAB VI
Perubahan
Sekarang saatnya anda berubah.
Aku
tahu anda adalah orang yang suka tergesa-gesa.
Ketahuilah,
ITU
yang membuat anda tidak pernah menikmati anugerah hidup.
Coba lihat lembar-lembaran yang tadi
anda baca?
Anda melihatnya hanya sepintas…!
6
BAB VII
Kelebihan
Anda tidak lebih dari siapapun.
Anda
dan mereka adalah sama.
Mengapa?
Karena
anda adalah orang yang membanggakan
diri sendiri.
Mereka pun juga begitu.
Dan
kurasa semua orang yang belum sadar,
juga
merasa seperti itu.
Karena
kita sama.
Kita adalah orang-orang yang lalai.
7
Rahasia Kecerdasan Sahabat Ali
حَدَّثَنَا
أَحْمَدُ بْنُ الْحَسَنِ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الدِّمَشْقِيُّ
حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ
أَبِي رَبَاحٍ وَعِكْرِمَةَ مَوْلَى ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ جَاءَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقَالَ بِأَبِي
أَنْتَ وَأُمِّي تَفَلَّتَ هَذَا الْقُرْآنُ مِنْ صَدْرِي فَمَا أَجِدُنِي أَقْدِرُ
عَلَيْهِ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا الْحَسَنِ
أَفَلَا أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ يَنْفَعُكَ اللَّهُ بِهِنَّ وَيَنْفَعُ بِهِنَّ مَنْ
عَلَّمْتَهُ وَيُثَبِّتُ مَا تَعَلَّمْتَ فِي صَدْرِكَ قَالَ أَجَلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ
فَعَلِّمْنِي قَالَ إِذَا كَانَ لَيْلَةُ الْجُمُعَةِ فَإِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَقُومَ
فِي ثُلُثِ اللَّيْلِ الْآخِرِ فَإِنَّهَا سَاعَةٌ مَشْهُودَةٌ وَالدُّعَاءُ فِيهَا
مُسْتَجَابٌ وَقَدْ قَالَ أَخِي يَعْقُوبُ لِبَنِيهِ) سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي(يَقُولُ حَتَّى تَأْتِيَ لَيْلَةُ الْجُمْعَةِ
فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي وَسَطِهَا فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقُمْ فِي أَوَّلِهَا
فَصَلِّ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي الرَّكْعَةِ الْأُولَى بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
وَسُورَةِ يس وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَحم الدُّخَانِ
وَفِي الرَّكْعَةِ الثَّالِثَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَالم تَنْزِيلُ السَّجْدَةِ
وَفِي الرَّكْعَةِ الرَّابِعَةِ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَتَبَارَكَ الْمُفَصَّلِ فَإِذَا
فَرَغْتَ مِنْ التَّشَهُّدِ فَاحْمَدْ اللَّهَ وَأَحْسِنْ الثَّنَاءَ عَلَى اللَّهِ
وَصَلِّ عَلَيَّ وَأَحْسِنْ وَعَلَى سَائِرِ النَّبِيِّينَ وَاسْتَغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَلِإِخْوَانِكَ الَّذِينَ سَبَقُوكَ بِالْإِيمَانِ ثُمَّ قُلْ فِي
آخِرِ ذَلِكَ اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِتَرْكِ الْمَعَاصِي أَبَدًا مَا أَبْقَيْتَنِي
وَارْحَمْنِي أَنْ أَتَكَلَّفَ مَا لَا يَعْنِينِي وَارْزُقْنِي حُسْنَ النَّظَرِ فِيمَا
يُرْضِيكَ عَنِّي اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ
وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُلْزِمَ قَلْبِي حِفْظَ كِتَابِكَ كَمَا عَلَّمْتَنِي وَارْزُقْنِي
أَنْ أَتْلُوَهُ عَلَى النَّحْوِ الَّذِي يُرْضِيكَ عَنِّيَ اللَّهُمَّ بَدِيعَ السَّمَوَاتِ
وَالْأَرْضِ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَالْعِزَّةِ الَّتِي لَا تُرَامُ أَسْأَلُكَ
يَا أَللَّهُ يَا رَحْمَنُ بِجَلَالِكَ وَنُورِ وَجْهِكَ أَنْ تُنَوِّرَ بِكِتَابِكَ
بَصَرِي وَأَنْ تُطْلِقَ بِهِ لِسَانِي وَأَنْ تُفَرِّجَ بِهِ عَنْ قَلْبِي وَأَنْ
تَشْرَحَ بِهِ صَدْرِي وَأَنْ تَغْسِلَ بِهِ بَدَنِي فَإِنَّهُ لَا يُعِينُنِي عَلَى
الْحَقِّ غَيْرُكَ وَلَا يُؤْتِيهِ إِلَّا أَنْتَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ يَا أَبَا الْحَسَنِ تَفْعَلُ ذَلِكَ ثَلَاثَ جُمَعٍ
أَوْ خَمْسًا أَوْ سَبْعًا تُجَبْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالْحَقِّ
مَا أَخْطَأَ مُؤْمِنًا قَطُّ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبَّاسٍ فَوَاللَّهِ مَا
لَبِثَ عَلِيٌّ إِلَّا خَمْسًا أَوْ سَبْعًا حَتَّى جَاءَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي مِثْلِ ذَلِكَ الْمَجْلِسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي
كُنْتُ فِيمَا خَلَا لَا آخُذُ إِلَّا أَرْبَعَ آيَاتٍ أَوْ نَحْوَهُنَّ وَإِذَا قَرَأْتُهُنَّ
عَلَى نَفْسِي تَفَلَّتْنَ وَأَنَا أَتَعَلَّمُ الْيَوْمَ أَرْبَعِينَ آيَةً أَوْ نَحْوَهَا
وَإِذَا قَرَأْتُهَا عَلَى نَفْسِي فَكَأَنَّمَا كِتَابُ اللَّهِ بَيْنَ عَيْنَيَّ
وَلَقَدْ كُنْتُ أَسْمَعُ الْحَدِيثَ فَإِذَا رَدَّدْتُهُ تَفَلَّتَ وَأَنَا الْيَوْمَ
أَسْمَعُ الْأَحَادِيثَ فَإِذَا تَحَدَّثْتُ بِهَا لَمْ أَخْرِمْ مِنْهَا حَرْفًا فَقَالَ
لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ مُؤْمِنٌ وَرَبِّ
الْكَعْبَةِ يَا أَبَا الْحَسَنِ
قَالَ
أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ الْوَلِيدِ
بْنِ مُسْلِمٍ
(TIRMIDZI - 3493) : Telah
menceritakan kepada kami Ahmad bin Al Hasan telah menceritakan kepada kami
Sulaiman bin Abdurrahman Ad Dimasyqi telah menceritakan kepada kami Al Walid
bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Atho` bin Abu Rabbah
dan Ikrimah mantan budak Ibnu Abbas, dari Ibnu Abbas bahwa ia berkata; ketika
kami berada di sisi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba Ali bin
Abu Thalib datang, dan berkata; ayah dan ibuku kurelakan untuk aku korbankan,
Al Qur'an telah hilang dari dadaku, aku tidak mendapati diriku mampu untuk
membacanya. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata:
"Wahai Abu Al Hasan, maukah aku ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang
dengannya Allah memberimu manfaat, dan memberikan manfaat kepada orang yang
engkau ajari serta memantapkan apa yang telah engkau pelajari dalam
hatimu?" Ia berkata; ya wahai Rasulullah! Ajarkan kepadaku! beliau berkata
"Apabila tiba malam Jum'at, jika engkau mampu bangun pada sepertiga malam
terakhir, ketahuilah bahwa waktu itu merupakan malam yang disaksikan (para
malaikat), dan doa pada malam tersebut terkabulkan, dan saudaraku Ya'qub telah
berkata kepada anak-anaknya; aku akan memintakan kalian ampunan kepada Tuhanku.
Ucapan ini terus beliau ucapkan hingga datang malam Jum'at. Jika engkau tidak
mampu maka bangunlah pada pertengahan malam, jika engkau tidak mampu maka
bangunlah pada awal malam, kemudian shalatlah empat raka'at dan engkau baca
pada raa'at pertama surat Al Fatihah dan Surat Yaasiin, dan pada raka'at kedua
engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Ad Dukhan, dan pada raka'at ketiga
engkau baca Surat Al Fatihah dan Alif laam miim As Sajdah, dan pada raka'at
keempat engkau baca Surat Al Fatihah dan Surat Tabarak (Surat Al Mulk).
Kemudian apabila engkau telah selesai dari tasyahud maka pujilah Allah dengan
sebaik-baiknya, ucapkanlah shalawat kepadaku serta seluruh para nabi dengan
sebaik-baiknya, mintakan ampunan untuk orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan, serta saudara-saudaramu yang telah mendahuluimu beriman, kemudian
ucapkan di akhir semua itu: "ALLAAHUMMARHAMNII BITARKIL MA'AASHII ABADAN
MAA ABQAITANII, WAR HAMNII AN ATAKALLAFA MAA LAA YA'NIINII, WARZUQNII HUSNAN
NAZHARI FIIMAA YURDHIIKA 'ANNII. ALLAAHUMMA BADII'AS SAMAAWATI WAL ARDHI DZAL JALAALI
WAL IKRAAM, WAL 'IZZATIL LATII KAA TURAAMU. AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU
BI JALAALIKA WA NUURI WAJHIKA AN TULZIMA QALBII HIFZHA KITAABIKA KAMAA
'ALLAMTANII, WARZUQNII AN ATLUWAHU 'ALAN NAHWILLADZII YURDHIIKA 'ANNII.
ALLAAHUMMA BADII'AS SAMAAWAATI WAL ARDHI, DZAL JALAALI WAL IKRAAM, WAL
'IZZILLATII LAA TURAAM, AS-ALUKA YAA ALLAAHU, YAA RAHMAANU BI JALAALIKA WA
NUURI WAJHIKA AN TUNAWWIRA BIKITAABIKA BASHARII WA AN TUDHLIQA BIHI LISAANII,
WA AN TUFARRIJ BIHI 'AN QALBII, WA AN TASYRAH BIHI SHADRII, WA AN TAGHSIL BIHI
BADANII. FAINNAHU LAA YU'IINUNII 'ALAL HAQQI GHAIRUKA, WA LAA YU`TIIHI ILLAA
ANTA, WA LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BIKA Al 'ALIYYIL 'AZHIIM." (Ya
Allah, rahmatilah aku untuk meninggalkan kemaksiatan selamanya selama Engkau
masih menghidupkanku, dan rahmatilah aku untuk tidak memperberat diri dengan
sesuatu yang tidak bermanfaat bagiku, berilah aku rizki berupa kenikmatan
mencermati perkara yang mendatangkan keridhaanMu kepadaku. Ya Allah, wahai
Pencipta langit dan bumi, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan
serta keperkasaan yang tidak mungkin bisa dicapai oleh makhluk. Aku memohon
kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan kebesaranMu dan cahaya
wajahMu agar mengawasi hatiku untuk menjaga kitabMu, sebagaimana Engkau telah
mengajarkannya kepadaku, dan berilah aku rizki untuk senantiasa membacanya
hingga membuatMu ridha kepadaku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, Dzat yang
memiliki kebesaran, kemulian dan keperkasaan yang tidak mungkin diinginkan oleh
makhluk. Aku memohon kepadaMu ya Allah, wahai Dzat yang Maha pengasih, dengan
kebesaranMu dan cahaya wajahMu agar Engkau menyinari hatiku dan membersihkan
badanku, sesungguhnya tidak ada yang dapat membantuku untuk mendapatkan
kebenaran selain Engkau, dan juga tidak ada yang bisa memberi kebenaran itu
selainMu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang
Maha Tinggi dan Maha Agung). Wahai Abu Al Hasan, engkau lakukan hal tersebut
sebanyak tiga Jum'at atau lima atau tujuh niscaya engkau akan dikabulkan dengan
idzin Allah. Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, Allah tidak bakalan
lupa memberi seorang mukmin." Abdullah bin Abbas berkata; demi Allah, Ali
tidak berdiam kecuali hanya lima atau tujuh Jum'at hingga ia datang kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam majelis tersebut. Kemudian ia
berkata; wahai Rasulullah, dahulu aku hanya mengambil empat ayat atau sekitar
itu dan apabila aku membacanya dalam hatiku maka ayat tersebut hilang, dan
sekarang aku mempelajari empat puluh ayat atau sekitar itu, dan apabila aku
membacanya dalam hati maka seolah-olah Kitab Allah ada di depan mataku. Dan
dahulu aku mendengar hadits, apabila aku mengulangnya maka hadits tersebut
hilang, dan sekarang aku mendengar beberapa hadits, kemudian apabila aku membacanya
maka aku tidak mengurangi satu huruf pun darinya. Kemudian Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadanya: "Disaat demikian itu maka
engkau adalah seorang mukmin demi Tuhan Pemilik Ka'bah wahai Abu Al
Hasan." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib, kami tidak
mengetahuinya kecuali dari hadits Al Walid bin Muslim.
JALUR SANAD KE – 1 JALUR SANAD KE - 2
RIJAALUL HADITS
|
|||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
|
|
Langganan:
Postingan (Atom)